Ini adalah sisi lain dari lebaranku. Ternyata tak selamanya lebaran akan terisi oleh kebahagiaan. Buktinya aku merasakan kekecewaan yang mendalam pada lebaranku tahun ini. Dari awal sejak masih di Jogja, aku merencanakan sesuatu dan itulah satu-satunya alasan mengapa aku sangat bersemangat pulang ke Solo. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Rencanaku gagal total!
Aku sangat ingin bertemu dengan seseorang, dan aku membuat janji dengannya untuk nonton bareng film laskar pelangi. Sebenarnya ada temanku yang mengajak nonton film tersebut sejak masih di Jogja, namun aku menolak dan bersikeras akan menonton film itu di Solo, sesuai janjiku. Saat membuat perjanjian aku sudah memaksa orang itu untuk menentukan kepastian waktunya, tetapi ia menolak sehingga aku setuju saja untuk membahas hal itu lagi saat kami sudah sama-sama ada di Solo.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, aku menghabiskan hari-hari lebaranku di tempat nenek dan kakekku di daerah Sragen. Di sana memang ada sinyal, tapi sms dan telpon nyaris sama sekali tak bisa kulakukan. Aku menerima banyak sms dari teman-temanku dengan waktu yang terpaut beberapa jam dari pengiriman mereka dan aku tidak bisa membalas semua sms-sms itu. Memang ada yang terkirim, tapi tidak ada laporan pngirimannya. Aku tidak tahu pasti, entah terkirim atau tidak.
Sampai hari ke-4 lebaran aku baru pulang ke Solo. Aku sms orang itu dan dia bilang acara nonton bareng kami gagal karena dia sudah menonton terlebih dahulu, entah sama siapa. Aku kecewa, sangat kecewa. Dia sudah menyampaikan permintaan maafnya dan menjelaskan bahwa dia sudah berusaha mengirim sms padaku sebelumnya tetapi tak ada respon dariku.
Aku bilang padanya kalau aku baru saja pulang dari luar kota yang sama sekali tidak ada sinyal. Inilah yang aku benci dari tempat tinggal kakek dan nenekku. aku memang senang berada di sana, bertemu dengan sanak saudara. Tetapi, aku merasa seakan-akan aku menghilang dari peradaban manusia. Susah mengirim sms, susah menelpon, dan tidak ada jaringan internet. Kalaupun ada warnet, harus menempuh jarak belasan kilometer.
Jika seperti ini kejadiannya, siapa yang patut dipersalahkan? Seseorang itu tak mungkin kupersalahkan karena dia aku percaya dia memang sudah berusaha menghubungiku. Diriku sendiri? Itu lebih tidak mungkin! Aku kesana untuk berlebaran bersama keluarga besarku dan memang sudah menjadi tradisi. Operator seluler? Yah, mungkin memang pihak yang paling patut dipersalahkan secara logika untuk kejadian ini. Kalau mereka memasang tower yang lebih banyak dan meningkatkan kualitas pelayanan, terutama saat lebaran seperti ini pasti komunikasi kami akan lebih lancar dan tidak akan terjadi misscommunication seperti ini.
Jujur, aku sangat kecewa dengan kartu prabayarku yang selama ini aku banggakan karena tarif murahnya. Buat apa memasang tarif sms dan telpon murah tetapi tak bisa digunakan? Mengirim sms tak pernah ada laporan tetapi pulsa tetap berkurang, menelpon selalu gagal. Tetapi mau bagaimana lagi? Nomorku sudah terlanjur tersebar ke teman-temanku, susah kalau mau ganti lagi. Untuk operator seluler yang punya semboyan murah bangets tolong memperbaiki kualitas pelayanan dong! Jangan sampai customer merasa dirugikan seperti ini! Sekarang baru menggagalkan rencana orang, kalau lain kali memutuskan hubungan orang gara-gara miskomunikasi kayak gimi gimana? Kalau kami pindah ke operator lain, kalian juga kan yang rugi??? Sori,,bukannya aku mencari kambing hitam, tetapi ini benar-benar mengecewakan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)