Pages

End Year Presents

Sabtu, 31 Desember 2011

Kemarin malam, seperti biasa, aku on line dan twitteran. Mulanya biasa saja sampai kutemukan beberapa mention dari teman-teman terdekatku. Mereka adalah Luki, Unin dan Ocha, teman-teman seperjuangan sejurusan sekonsentrasi di kampus tercinta. And, viola! They gave me this susu 1, susu 2, gatot kaca, dan pisang. Bayangkan betapa kenyangnya aku malam itu, kecuali nelen gatot kaca, itu yang paling gak mungkin, haha.

Ya silakan baca apa yang telah mereka tulis untukku. Yang bisa aku simpulkan adalah mereka tak sabar melihatku move on. Padahal, mungkin tanpa mereka sadari, secara sendirinya aku sedang mencoba melakukannya. Kali ini tanpa koar-koar pada khalayak, karena menurut pengalaman, omonganku tak pernah bisa dipegang kalau menyangkut hal yang satu ini. Makanya, aku gak ingin menebar janji dulu seperti para Calon Presiden 2014, haha.

Bagiku, kado manis dari teman-temanku ini ibarat pucuk dicinta ulam tiba. Datang tepat pada waktunya. Semakin menguatkanku untuk menatap ke depan, bukan meratap ke belakang. Atau mungkin ini sudah direncanakan Tuhan dengan begitu indahnya.

Izinkanku mengucap berjuta terima kasih tak terhingga pada Patrisia Luki Primaningtias, Rosa Warsiwara, dan Ansela Fausnina Dewanti. Tiga malaikat bertanduk yang tak henti mengingatkanku untuk tetap menapak tanah saat sedang terbang tinggi. Terima kasih teman-teman, memang benar kata @yeahmahasiswa, friends are family that you choose.

KA Prameks Kebakaran

Selasa, 06 Desember 2011

Ini cerita saat aku perjalanan ke Jogja kemarin. Seperti biasa, di hari Minggu aku berangkat dari rumah menuju Kota Pelajar menggunakan Kereta Api Prambanan Ekspres atau yang biasa disebut Prameks. Kali ini kereta yang kutumpangi berwarna ungu. Sekedar informasi, KA Prameks yang beroperasi ada 2 rangkaian, berwarna kuning dan ungu.

Pukul 9.16 WIB, Prameks berhenti di Stasiun Purwosari, Solo. Setelah para penumpang naik, kereta diberangkatkan kembali. Kebetulan aku dapat tempat duduk yang menghadap ke belakang. Sewaktu para petugas memeriksa karcis, kereta masih berjalan normal. Tiba-tiba ada bapak separuh baya dan banyak penumpang lain berlari dan berdesakan dari arah belakang. Kecepatan kereta yang lumayan tinggi membuat mereka sampai terjatuh.

Para penumpang lain bertanya ada apa dan segera dijawab ada kebakaran di gerbong belakang. Aku pun secara refleks ikut dalam kerumunan orang yang berlari ke gerbong paling depan. Ternyata para petugas sedang memeriksa karcis di gerbong tersebut. Setelah menerima laporan kebakaran, kereta segera diberhentikan. Tepatnya di dekat palang KA di jalan ke arah Baki kalau dari Jalan Raya Jogja - Solo.
Para penumpang berhamburan keluar kereta sesaat setelah kereta berhenti.

Para penumpang segera berhamburan keluar kereta untuk menyelamatkan diri. Asap tebal membumbung tinggi sempat terlihat ketika petugas menyemprotkan gas pemadam kebakaran. Para penumpang yang masih panik segera menghubungi orang-orang terdekat mereka dan menanti informasi bagaimana cara untuk melanjutkan perjalanan. Petugas menghimbau agar para penumpang menunggu instruksi berikutnya sembari beristirahat di lokasi yang aman agar tidak terjadi kecelakaan jika ada kereta lain yang melintas.

Lihat di lingkaran merah, bebatuan di sekitar rel sampai ikut berwarna ungu.

Lihat di lingkaran merah, bekas kereta yang terbakar menjadi hitam.

Twit bahwa Prameks kuning menabrak motor.
Beberapa saat kemudian, setelah kereta dirasa sudah aman, para penumpang diminta naik kembali ke gerbong. Selanjutnya kereta berjalan lambat ke arah barat dan berhenti di Stasiun Delanggu, Klaten. Para penumpang diminta turun dan menunggu rangkaian Prameks selajutnya yang berangkat pukul 10.00 WIB dari Stasiun Purwosari, Solo.
 
Ternyata, kebakaran di KA Prameks ungun bukan pertamakalinya terjadi. Sebelumnya juga sudah pernah ada kejadian yang sama. Sehari kemudian, Senin, 5 Desember 2011, KA Prameks yang berwarna kuning dikabarkan menabrak seorang pengendara sepeda motor.
 
Perlu dipertanyakan, mengapa PT KAI tidak belajar dari pengalaman dan seperti tak memperbaiki pelayanannya? Padahal, harga tiket Prameks semakin bertambah, dari Rp 7.000,00 di tahun 2008 menjadi Rp 10.000,00 per Agustus 2011. Seharusnya PT KAI dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, mengingat kereta api adalah salah satu alat transportasi utama masyarakat Indonesia.






Galau Akademik; You Know What

Rabu, 30 November 2011



Kedua tweet di atas merupakan pertanda betapa Tugas Akhir a.k.a Skripsi telah mengalihkan dunia mahasiswa tingkat akhir. Tak terkecuali saya... (⌣ ́_⌣ ̀)

Banyak alasan yang mendesak bahwa skripsi harus segera dimulai dan diakhiri, intinya harus dikerjakan as soon as possible.

Tekanan paling #jleb tentu berasal dari orang tua. Terutama Mamah. Beliau berharap kelulusanku pas 4 tahun, sedangkan sampai detik ini aku belum mengajukan judul.

Bukannya aku tak ingin, namun benar kata orang bahwa menulis skripsi itu butuh mood! Dikatakan juga bahwa skripsi itu adalah pembelajaran untuk memaksa diri sendiri, kalau tidak disiplin, niscaya tidak akan selesai dengan cepat.

Ini juga yang sedang kulakukan, memaksa diri untuk memulai skripsi. Dimulai dari mencari topik “sesuatu banget” yang bisa diangkat sebagai judul.

Ya Allah, tolong tunjukkan jalan-Mu untuk membimbing hamba pada jalan skripsi yang lancar sampai tujuan, agar hamba dapat mengukir senyum di wajah kedua orang tua hamba. Amin…

Rendang Gagal

Rabu, 09 November 2011

Hari Raya Idul Adha 1432 H ini tidak seperti biasanya. Aku tidak ikut sholat ied, bukan karena sedang berhalangan, tetapi harus menggendong Fahmi yang rewel. Sholat ied lebaran kemarin ibuku sudah merelakannya terlewat karena hal yang sama, jadi kupikir kenapa aku tidak bergantian dengan beliau?

Selesai sholat ied, Bapak dan kedua adikku bersiap ke rumah Nenek dan Kakek di Sragen, sedangkan aku, Ibu dan Fahmi tinggal di rumah saja. Seperti yang kubilang tadi, Idul Adha kali ini lain dari biasanya. Karena untuk pertama kalinya aku menunggu daging kurban datang, padahal biasanya, jangankan menunggu, mengharap saja aku tidak pernah. Ini karena aku tidak pernah doyan daging sapi dan kambing, terlebih yang dimasak sendiri. Ayam piaraan sendiri pun kalau disembelih, aku tak pernah ikut memakannya.

Beberapa hari sebelum sholat ied, aku bersemangat mencari resep masakan daging di internet, karena itulah aku menunggu daging kurban datang. Beberapa plastik yang berisi daging sapi dan kambing baru datang menjelang sore, maka aku mengurungkan niat untuk eksekusi hari itu. Baru hari berikutnya aku bersemangat untuk mencoba memasaknya.

Pertama, aku menyiapkan semua bumbu yang tertulis di resep masakan. Hari itu aku ingin bereksperimen membuat daging rendang, yang biasanya enak di Rumah Makan Padang itu lho. Seluruh bumbu aku blender jadi satu. Kemudian dengan susah payah aku mengiris daging yang beku dari kulkas. Karena di resep yang lain aku baca bahwa menambahkan soda kue dapat membuat daging menjadi empuk, jadi aku tambahkan saja serbuk itu ke dalam bumbu dan ku-blender lagi. Tiba-tiba terdengar bunyi seperti ledakan dan bau kabel terbakar! Langsung kumatikan blender seketika!

Aku tidak berani menyentuh blender lagi dan meneruskan mengiris daging. Bentuknya tidak karuan, benar-benar “potong sesuai selera”. Setelah itu kurendam daging dalam bumbu. Dalam resep itu tertulis “masak santan di atas wajan dengan api sedang, aduk sesekali hingga minyak dari santan mengambang di atas permukaan”. Karena tidak mengerti maksudnya, maka kubangunkan ibuku dan kuminta beliau untuk mengurusi "mainanku" itu.

Ibu: Tadi kamu ngasih soda kuenya seberapa? Gak banyak kan? | Aku: Ehm... Cuma sesendok kok.. Emang kenapa kalau banyak? | Ibu: Kalau kebanyakan nanti bisa meledak, kan itu fungsi utamanya buat pengembang kue | Aku: (dalam hati) pantas saja, tadi blender-nya hampir meledak... *kemudian spechless

Setelah ditangani ibuku, aku tak mau lagi berpapasan dengan masakanku itu. Orang rumah bilang rasanya rasa soda kue. Aku bahkan tak tega untuk sekedar ikut merasakannya... (._.)

Walaupun percobaan pertamaku gagal total, setidaknya ada 2 pelajaran yang bisa kuambil:

  1. Memang benar soda kue dapat membuat daging menjadi empuk, tapi caranya bukan direndam bersama bumbu, agar tidak merusak rasa nantinya.
  2. Sebaiknya bumbu tidak direndam bersama daging, tetapi ditumis pada tahap awal memasak, toh dagingnya sudah lebih empuk karena direndam dengan soda kue.

Oke, itulah cerita Idul Adha-ku. Mana ceritamu? \(^o^)/

It's The Time!

Selasa, 25 Oktober 2011


Yeah, itu yang akan kulakukan padamu. Aku HARUS menghapusmu dari hidupku. Tapi sampai "deadline"-nya tiba, kau masih punya kesempatan yang sama dengan lainnya untuk memperjuangkanku :p

The Big Family of Plosorejo

Selasa, 30 Agustus 2011

Setelah pada postingan sebelumnya aku bercerita tentang KKN, sekarang aku ingin memperkenalkan satu per satu saudara-saudari Plosorejo-ku. Berikut ini adalah murni pendapatku tentang mereka, kalau ada yang dirasa tidak “pas” mohon dimaafkan yaa..
  • Mike

Nama lengkapnya Michael Verrier, dia mahasiswa “pinjaman”dari San Diego State University, California. Mike KKN bersama kami cuma 2 minggu. Saat dia mau balik ke Jogja, kami mengadakan sebuah perjalanan piknik bersama ke Candi Cetho dan Telaga Sarangan. Beramai-ramai naik motor dan bahkan tidak memakai helm, padahal perjalanan itu lintas propinsi sampai Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Mike paling suka sambal dan tiba-tiba menyanyikan lagu Sm*sh - I Heart You, hoho..
  • Bang Mada
Bang Mada bernama lengkap Cristiansimada Sembiring. Bang Mada adalah yang paling senior di antara kami, karena beliau berasal dari Teknik Geologi Angkatan 2001. Sayangnya, di minggu awal kami di Plosorejo, beliau mendapat kecelakaan hingga akhirnya harus dioperasi di Jogja dan tak dapat melanjutkan keceriaan KKN di Desa Plosorejo tercinta. Sayang sekali…
  • Ifan
Koordinator Sub Unit 3 ini bernama lengkap Erfandi Adhiansyah. Berasal dari FMIPA jurusan Geofisika. Namun, selama KKN ia lebih sering menjelma menjadi anak Geologi karena menangani alat EWS (Early Warning System). Kalau makan banyak, namun entah mengapa badannya tetap kurus. Dan entah mengapa pula teman-teman punya suatu rasa respect yang aneh ke dia, mungkin karena ia termasuk ke dalam tipe orang yang berkharisma. Pemimpin yang bertanggung jawab, tahu kapan waktu serius, kapan waktu bercanda. Paling seru kalau melihatnya bercanda bersama Moslem. Mereka berdua sudah seperti kakak beradik. Sayang lelucon mereka sering berkisar pembahasan 18+. Hobinya adalah boci alias bobo ciang. Paling sering ditunjuk jadi chef kalau anak-anak lagi laper tengah malam. Apalagi kalau menunya spaghetti.
  • Moslem
Penyair top se-Plosorejo. Hobinya bikin lagu. Nama lengkapnya Reza Syah Moslem. Biasa dipanggil Reza, Eja, atau Moslem. Berasal dari Fakultas Teknik Jurusan Geologi. Selama KKN, ia bersama teman-teman kurang lebih sudah menghasilkan 4 buah lagu. Kalau tidur hobinya ngorok, kalau dibangunin malah tambah kenceng ngoroknya. Hadeh.. (ˇ_ˇ")


  • Dicky
Dicky Wisnu Dewanto adalah partner bertugas terajin di Sub Unit 3. Tipe pria yang sholeh dari Fakultas Hukum. Selalu mengajak sholat berjamaah setiap adzan berkumandang. Dan selalu rapi dengan setelan baju kokonya di lima waktu. Mole paling suka mengejeknya dengan "topless dulu dong" karena kebiasaannya buka baju di siang hari yang panas.
  • Mbak Dewi
Nama lengkapnya Dewi Susanti. Berasal dari Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan. Hobinya nonton film-film serem nan sadis bersama Nadya dan Mayang. Orang yang paling perhatian kalau aku sakit. Sukanya bawa oleh-oleh burger kalau lagi pulang dari Jogja. Makasih banyak ya mbak Dew, tetaplah menjadi kakak yang baik untuk kami, hihi…
  • Aul
Bernama lengkap Aulia Taarufi. Mantan teman se-kost beda lantai ini paling suka membaca. Kemana-mana pasti bawa buku. Ia paling suka kalau ada segala sesuatu berbentuk “love”. Biasalah, namanya juga orang lagi kasmaran, haha…
  • Dimas
Dimas Ramadhani atau yang biasa dipanggil Pendosa atau Plankton, sangat jauh dari namanya. Mahasiswa sefalkutas yang baru aku lihat di tempat KKN. Berasal dari Jurusan Ilmu Pemerintahan, entah apa namanya sekarang. Punya kemampuan memimpin yang bagus, dan hobi mandi di malam hari.


  • Nadya
Nadya Salima atau yang akrab dipanggil Simbok, merupakan ahli perdapuran pondokan kami. Tanpanya, mungkin kami hanya makan makanan instan sebelum ada catering. Beribu terima kasih untuk makanan yang enak dan selalu mengenyangkan hasil masakannya. Ia sangat berjasa dalam menyambung hidup nyawa banyak anak orang, haha...

  • Mayang
Berasal dari jurusan yang sama dengan mbak Dewi. Pada awalnya teman-teman sering salah panggil antara dirinya dan Dewi. Padahal penampilang mereka sangat berbeda. Mbak Dewi berjilbab dan Mayang tidak. Mungkin karena keseringan bersama jadi sekilas terlihat sama. Hobinya adalah mengoleksi lagu-lagu dangdut pesisir dan band-band alay yang sedang booming di blantika musik Indonesia. Bisa dibilang sebagai “Ratu Alay Plosorejo”, peace May, haha… ^_^v
  • Maeshela
Maeshela Novria nama lengkapnya. Berasal dari Teknik Geologi. Tak banyak kata yang terucap dari bibirnya. Satu-satunya cewek yang bisa bermain badminton di depan rumah Pak Lurah. Lumayan narsis juga dengan banyaknya foto yang ada di hapenya, hehe…


  • Bang Agha
Pertama kali melihatnya sangat mengagetkan. Mukanya mirip dengan kakak sepupuku. Ternyata selama KKN, ia juga menjadi seorang kakak untukku. Ia baru muncul di minggu ketiga KKN karena umroh. Terima kasih abang buat semuanya, Abang yang selalu nemenin aku cuci piring, nonton film sampai aku tertidur, Abang juga yang nganterin aku ke Puskesmas waktu aku sakit. Bang Agha mania banget sama SNSD, sampai aku bertanya-tanya, sebenarnya dia kemarin umroh ke Arab atau ke Korea sih? Haha…
  • Aji
Aji Wijayanto berasal dari Jurusan Fisika FMIPA. Paling sering jadi bahan cercaan dan hinaan teman-teman, terutama para cowok. Maaf ya Ji, kami banyak dosa padamu, hehe…
  • Intan
Ibu Koordinator Unit KKN 154 ini bernama lengkap Intan Utami Agustiani. Berasal dari Teknik Geologi. Hobi kami adalah membuat mie goreng bersama. Aku yang merebus dan meniriskan mie, dia yang menggoreng dengan bumbu rahasia, sambal terasi milik Bang Agha, hahaha. Ia termasuk korban cinlok karena pada akhirnya bersatu dengan Rizky. Semoga kalian langgeng ya…
  • Kecap

Namanya Rizky Yuniharto. Tetapi lebih akrab dipanggil Kecap. Orang yang paling sering membuat orang lain tertawa. Mahasiswa Jurusan Sastra Nusantara FIB ini juga hafal gerakan dance SNSD di video klip Tell Me Your Wish. Coba bayangkan ia dengan tubuh tambunnya berlenggak-lenggok seperti gadis-gadis genit SNSD, hahahaha…
  • Willy
Willyan Prima Putra, biasa dipanggil Willy. Mahasiswa Teknik Mesin dewa DotA yang suka di dapur. Ya, sangat tidak nyambung memang. Aku paling senang jadi asistennya. Soalnya pasti dapet bagian, hahaha…Abang satu ini juga doyan SNSD. Lagu yang paling dia suka berjudul “Complete”. Terima kasih ya Bang buat semuanya, juga petuah-petuahnya, semoga ada kesempatan buatku untuk merealisasikannya.
  • Akbar

Akbar Hadi Pamungkas seharusnya angkatan 2007, tetapi jadi mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2008. Hobinya ngatain orang “monyet” dan itu sangat gak enak didengar. Newbie di DotA lovers. Hobinya gitaran bareng Mole. Satu lagi, dia addict terhadap kopi.


  • Mole
Arie Setya Yudha, teman sekelas di Ilmu Komunikasi selama 3 tahun tetapi baru ketahuan aslinya saat di KKN. Dan entah mengapa bisa dipanggil Mole, sangat jauh dari nama aslinya. Dia adalah fotografer kami. Merangkap jadi vokalis The Plosorejo Band, yang seringnya menyanyikan lagu-lagu galau. Gak ada Mole, gak rame. Kalau dia badmood, keliatan banget, bakal langsung ilang suara cemprengnya yang suka kemana-mana itu. Tipe pejuang yang pantang menyerah. Salut!
  • Difta
Sama seperti Mole, Difta adalah teman se-Komunikasi-ku. Kerjanya bagus, sangat terorganisir. Apalagi dia masuk ke Sub Unit paling rajin di tempat kami, yaitu Sub Unit 4. Partner membabu di hari Rabu, huhu…
  • Yudha

Ksatria Yudha Putra nama lengkapnya. Dibalik badannya yang besar, ia adalah tipe kakak penyayang. Aku paling senang mendengarnya bilang sayang ke anak-anak, terkesan sangat tulus. Ia juga pemimpin yang baik bagi Sub Unit-nya. Semua program yang sudah direncanakan, mboh piye carane, harus bisa terealisasikan. Salut buat Sub Unit 4!
  • Tante
Namanya Dina Gustantika, entah mengapa dipanggil Tante. Kesan awal mengenalnya adalah sombong, namun ternyata salah besar. Yang paling menyenangkan dari Tante adalah saat ia masuk ke kamarku dan mulai bergosip. Nadanya bercerita selalu membuat rasa kantuk menghilang, tergantikan dengan semangat bergosip empat lima, haha.
  • Farid
Bernama lengkap Masdar Farid Asyaifi. Ia dan Aulia Taarufi adalah tersangka cinlok Plosorejo selain pasangan Intan-Rizky. Kalau ngobrol sama dia harus siap mikir, karena pembahasannya berat, bahasanya filsafat banget euy, heheu...
  • Ridwan
Nama lengkapnya Mochammad Ridwan Adhitya. Berasal dari Teknik Mesin. Sering dibilang paling magabut di Sub Untinya, hobinya tidur dan main dota. Perokok paling aktif di KKN Plosorejo. Sebenarnya kalau dia mau bergerak, anak-anak kecil di SDN Plosorejo banyak yang bisa dekat dengannya. Paling susah adalah membangunkannya untuk mengajar di SD, dia pasti bilang “kamar mandi udah kosong belom? Bangunin aku lagi nanti kalau kamar mandi udah kosong ya” dan kembali meringkuk di bawah bed cover.

Sebenarnya masih banyak kenangan indah yang belum dapat diceritakan satu per satu. Lagi-lagi tak ada yang bisa aku tulis selain ucapan maaf dan terima kasih. Maaf karena selama ini aku sering merepotkan kalian, aku banyak melakukan kesalahan yang tak berkenan di hati kalian. Terima kasih telah menjadi saudaraku, membantuku survive tanpa pamrih. Terima kasih telah menjadi anugerah terindah yang pernah kumiliki. Aku berharap persaudaraan Plosorejo kita dapat berlanjut sampai tua nanti.
Saat menulis tentang kalian, aku sengaja mendengarkan playlist yang belum aku ganti sejak malam terakhir kita di Plosorejo, berisi lagu-lagu kenangan kita; Kisah Klasik Untuk Masa Depan – SO7, Sahabat Sejati – SO7, Kemesraan – Iwan Fals, Untuk Dikenang – Jikustik, Kita – SO7, Anugerah Terindah Yang Pernah Kumilki – S07. Playlist yang dibuat Ridwan untuk menemani pembuatan Video Movie Maker KKN kita, yang juga masih ada di laptopku. Salam sayang untuk kalian semua, di mana pun berada. :*

Cerita KKN-ku

Rabu, 24 Agustus 2011

Sebagai mahasiswa tingkat akhir di UGM, aku berkewajban mengambil mata kuliah “Kuliah Kerja Nyata”. Awalnya, aku dan teman-teman kostku membuat program KKN bertema pemberdayaan perempuan di Jepara. Namun, Allah berkehendak lain. Kami bertiga belas ditempatkan di KKN PPM Unit 154 dengan tema Mitigasi dan Sosialisasi Potensi Bencana Geologi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kami tidak sendiri, melainkan bersama 30 mahasiswa dari kelompok KKN yang lain. Karena jumlah yang melebihi kuota maksimal, akhirnya kami dibagi menjadi 2 desa, yaitu Desa Plosorejo dan Desa Gempolan, keduanya sama-sama bertempat di Kecamatan Kerjo. Kesan awal dari persiapan berangkat KKN bagiku adalah parno (paranoid). Kami berawal dari 2 kelompok asing yang tidak saling kenal, yang secara paksa ditempatkan di tempat terpencil. Semacam mimpi buruk yang harus dihadapi.

Hari pun berganti. Selesai menempuh UAS, kami diberangkatkan menuju tempat KKN masing-masing. Unit 154 terdapat 2 kali pemberangkatan, yaitu tanggal 3 Juli bagi mahasiswa yang membawa motor dan hari berikutnya bagi mereka yang menggunakan bus. Aku termasuk ke dalam rombongan pertama. Bukan karena aku membawa motor, aku hanya membonceng. Alasan pertama yang membuatku bertekad ikut berangkat lebih dahulu adalah karena aku suka tantangan dan aku ingin bisa mengetahui seperti apa medan yang harus aku hadapi nantinya.

Dengan perjalanan panjang, sampailah kami di rumah Bapak Kepala Desa Gempolan, untuk menurunkan barang-barang dari truk, barulah kemudian kami melanjutkan perjalanan ke rumah Pak Sukirno, Kepala Desa Plosorejo. Malam itu kami pertama kalinya melewati hutan karet, dengan medan jalan yang terjal, naik turun dan berkelok, serta tebing dan jurang di sisi kanan kiri. Rasanya seperti mengikuti tantangan fear factor. Di pagi hari sebelum berangkat ke Kantor Bupati untuk penyambutan pun, aku sempat linglung, tidak ingat sedang berada dimana, dan merasa aneh melihat ada motor berplat AD di depan mataku. Beberapa saat kemudian barulah aku sadar bahwa aku sedang memulai hari-hari KKN-ku di daerah Karanganyar, yang otomatis plat nomor kendaraannya sama dengan Karesidenan Surakarta.

Hari-hari awal kuhabiskan dengan menghafal nama teman-teman serumah yang berjumlah 22 orang. Aku juga lebih sering bersama teman-teman yang berasal dari bekas KKN Jepara karena merasa belum mengenal teman-teman dari bekas KKN Sukabumi. Untunglah waktu mencairkan semuanya. Semakin hari kami semakin solid dan tidak lagi berkelompok menurut bekas KKN masing-masing.

Ini kami sewaktu piknik ke Candi Cetho & Telaga Sarangan

Namun, tidak semua indah terasa. Aku sempat merasa tak nyaman dan butuh pelarian. Aku bersyukur karena bisa menemukan pelarian yang tepat dan melewati semuanya. Semakin hari semakin ringan. Tak ada lagi yang mengganjal di hati.

Di tempat KKN, aku tidak hanya belajar tentang bagaimana cara bermasyarakat, tetapi juga bagaimana cara untuk survive di luar zona nyaman kehidupan sehari-hari. Aku belajar mengenai cara beradaptasi di tengah orang-orang yang belum kukenal. Bahkan, aku harus mengedepankan sisi tomboy yang memang sudah ada dalam diriku sebagai tameng utama dalam bersikap. Dengan sikap tomboy aku merasa lebih aman dan mandiri. Aku merasa bisa melindungi diri sendiri dari berbagai hal, termasuk wabah “cinta lokasi”. Bukannya menyalahkan teman-teman yang benar-benar terjerat cinlok, melainkan dari awal memang sudah berniat untuk menghindari hal tersebut. Yang ada dipikiranku adalah bagaimana aku harus bisa menjalankan tugas-tugasku dengan baik selama di lokasi KKN, tanpa bermain hati. Aku cukup mengenal diriku sendiri. Aku tak akan bisa fokus jika sudah memakai perasaan.

Sempat suatu saat, aku merasa tidak nyaman dan mulai membeci orang lain, satu-satunya hal yang selalu kuhindari. Tiba-tiba saja aku menemukan sisi lain dari yang bersangkutan. Hal itu yang kemudian mengubah paradigmaku tentang mereka dan akhirnya aku tidak jadi membenci. Tanpa dendam, benar-benar melegakan. Bahkan, di akhir kebersamaan kami, aku semakin merasakan betapa baiknya teman-temanku. Aku merasa kami semua bersaudara. Aku menemukan banyak kakak perempuan dan para abang selama di sana. Kebersamaan kami merupakan sepenggal episode kehidupan yang tak akan pernah kulupakan. Dari yang awalnya penuh prasangka, berubah menjadi penuh cinta.

Sedih rasanya harus meninggalkan semua kebersamaan ini. Berpisah dengan orang-orang yang selama 2 bulan terakhir menghiasi kehidupanku, ada di hari-hariku. Aku rindu keluarga besar Plosorejo. Tidak hanya dengan teman-teman, melainkan juga dengan keluarga Pak Lurah, keluarga Mbak Anik, adik-adik SD, TPA, ibu-ibu PKK, semuanya.

Aku tak pernah menyesali itu semua. Walaupun awalnya tak seperti yang diharapkan, namun akhirnya melebihi yang bisa dibayangkan. Hanya doa yang bisa kupanjatkan untuk mereka, semoga Allah senantiasa melindungi di manapun berada. Semoga ada kesempatan sehingga kami bisa merasakan kebersamaan lagi di desa nan indah itu. Amin…

Kangennya Maksimal

Kamis, 23 Juni 2011

Hari ini bisa dikatakan sebagai hari terakhir Ujian Akhir Semester 6, walaupun masih ada script radio ad dan story board TVC yang harus dikumpulkan besok. Selesai mengerjakan ujian Manajemen Brand, aku tidak kemana-mana. Kembali ke kos, guling-guling di kasur, nyalain soleha, colokin modema, FB-an, twitter-an. Gak tau kenapa tiba-tiba aku merasa sangat galau. Bukan karena siapa-siapa, kecuali Mamahku.

Yah, seperti yang kita semua tahu, aku anak yang sangat manja. Sampai semua orang pada awalnya pasti mengira aku anak tunggal atau bungsu. Walaupun aku bukan anak bungsu, tapi sepertinya aku lebih manja dari adikku yang masih bayi. Aku anak manja yang gak bisa lepas dari Mamahku. Aku kangen banget sama beliau. Padahal baru 2 minggu ini aku nggak pulang, padahal baru Selasa malam lalu beliau menelpon, tapi rasanya lamaaa banget!

Kegalauan seperti itu terakhir kali kurasakan waktu aku merindukan seseorang nan jauh disana. Entah mengapa tiba-tiba merasa kangen, ingin menangis, dan ingin berjumpa saat itu juga. Percayalah, dilanda perasaan seperti itu adalah sangat menyiksa saudara-saudara!

Akhirnya kubiarkan air mataku mengalir, deras dan tersedu-sedu. Bahkan aku memanggil "Mamah" berkali-kali di tengah tangisanku. Aku menangis layaknya anak kecil yang kehilangan orang tuanya di mall. Tapi separah apapun tangisku, aku bertahan untuk tidak menelpon beliau. Selain menjaga gengsi, juga tak mau membuat beliau khawatir kalau anak gadisnya tiba-tiba menelpon dengan tangis tak tertahankan. Nanti kalau ketahuan gak kenapa-napa kan malu, masa umur 21 tahun nelpon karena kangen doang?
Tapi setelah tangisku reda, aku merasa sangat lega. Aku jadi lebih bersemangat menyelesaikan sisa tugas UAS-ku agar besok bisa pulang dan merasakan peluk dan cium Mamah. Aku jadi mikir, masa iya aku masih kayak gini? Aku kan udah 21 tahun. Gimana nanti kalau kerja di luar kota? Gimana nanti kalau udah punya suami dan harus ikut suami kemanapun pergi? Gimana?..

Mamah, maafin anak manjamu ini ya... :(

Trio Ganteng

Kamis, 02 Juni 2011

Aku sering memakai istilah "Trio Ganteng" untuk menyebut tiga cowok kesayangan dalam hidupku sampai detik ini. Mereka adalah Chelsea Malik Ibrahim, Chelsea Muhammad Adli dan Fahmi Ahzama Firdaus. Kedua Chelsea merupakan keponakanku, sedangkan yang terakhir ialah adik bungsuku yang lahir sewaktu aku berumur 20 tahun, lumayan jauh juga perbedaan usia di antara kami.

Chelsea Malik Ibrahim, biasa dipanggil Chelsea atau Eci. Lahir 20 Desember 2006 saat aku duduk di kelas XI SMA. Dari kecil sudah dekat denganku karena kami tumbuh bersama sampai kakakku dan suaminya memutuskan untuk menempati rumah masa kecil kami di Desa Bakalan, Polokarto, Sukoharjo. Walaupun tidak terlalu jauh dengan rumah yang sekarang kutempati, aku tak selalu bisa bertemu dengannya kalau aku pulang. Biasanya karena memang waktu yang terbatas, atau dia sedang berada di rumah neneknya di Mangkuyudan. Hal yang paling aku suka darinya adalah kata-kata ceplas-ceplos lucu lugu yang sering terucap dari bibirnya. Kemarin saat kami berkesempatan belanja ke Mitra Sukoharjo, ia mengomentari kegaguanku mengendarai motor matic.
Eci: "Lek Tika bisa pakai Mio gak?" | Aku: "Enggak" | Eci: "Kok Lek Tika gak bisa pakai Mio? Ayah, Bunda, Lek Isal bisa lho!" | Aku: "..."

Saat menyeberang jalan, motor kami berhenti di garis tengah dan aku memainkan lampu jarak jauh untuk memberi kode kepada pengendara lawan arah agar berhati-hati dan dia tiba-tiba berseloroh "Lek Tika kok mainan lampu sih? Brarti Lek Tika masih anak kecil".
Ini Chelsea, btw ia kemarin minta dibelikan Master Kids Spray Cologne Ben 10. Cewek-cewek hati-hati ya, nanti terperangkap pesonanya, hahaha..

Adiknya yang juga berawalan nama Chelsea lebih akrab dipanggil Adli. Ia lahir 27 Juli 2009 bertepatan dengan Hari Anak Nasional. Adli lebih pendiam dari kakaknya, namun jangan pernah mencoba mengganggunya karena ia jauh lebih berbahaya kalau sedang marah dibanding Chelsea. Karena belum lancar berbicara, ia lebih sering mengeluarkan sepatah atau dua patah kata saja, seperti "Ayah, Bunda, Eci atau Ami". Kalau telepon rumah berdering dan hanya terdengar kata "Ami.." dari seberang sana berarti Adli yang menelepon.
Inilah Adli. Si kecil cabe rawit. :D

Anggota Trio Ganteng berikutnya adalah Fahmi Ahzama Firdaus yang sering dipanggil Fahmi, Miyol, atau Ami. Ia lahir pada tanggal 3 Desember 2010 silam, saat aku akan menempuh UAS semester 5. Kehadirannya memang tidak direncanakan, namun ia menjadi anugrah terindah yang pernah kami miliki. Tubuhnya tumbuh subur, ganteng, dan sering mengerutkan kening seolah-olah sedang berpikir keras, padahal ia masih bayi, haha..
Inilah Miyol, pengobat luka hatiku :3

Itulah sekilas tentang orang-orang tersayang dalam hidupku. Mungkin aku akan menulis tentang anngota keluarga yang lain atau sahabat-sahabatku. Yang pasti tidak bisa kulanjutkan sekarang saat kakiku kesemutan dan hanya bisa mengetik dengan satu tangan karena ada Fahmi di pangkuanku, hahay..

Galav

Sabtu, 30 April 2011

Galau adalah kata yang identik dengan anak muda zaman sekarang. Galau yaitu suatu perasaan dimana ada ketidaktenangan dalam diri seseorang, yang disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari percintaan, persahabatan, bahkan tugas kuliah. Sebagai mahasiswi normal, aku pun tak luput dari serangannya. Terlebih saat ujian tiba. Biasanya galau menghampiriku ketika malam tiba. Saat deadline tugas di depan detiak terakhir tetapi malah ingin berada di dunia lain tanpa harus menyelesaikannya. Semacam pelarian dari kenyataan hidup.

Dari sekian banyak orang yang berpotensi menjadi penyebab kegalauanku adalah kamu. Kamu yang berada nan jauh di sana, yang tak pernah ada di rutinitasku, tetapi selalu ada di hatiku. Kamu yang mempunyai hidupmu sendiri di sana dan membiarkanku melakukan hal yang sama. Memang berat pada awalnya, tetapi aku memilih tuk berdamai dengan keadaan daripada terus menggalau karenamu, karena kamu belum tentu tahu.

Suatu saat, entah kapan, aku ingin berbagi cerita bersamamu dan mencari tahu apakah kaum mengalami hal yang sama, pernahkah kamu menggalau karenaku?
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS