Pages

Aku dan Menulis

Selasa, 07 April 2015

Sudah menginjak bulan ketiga perjalanan karirku di tempat yang baru. Aku belajar banyak mengenai dunia orang dewasa. Pelajaran hidup yang membuatku mau tak mau sedikit demi sedikit mengubah sikap sebagai bentuk penyesuaian. Tentunya tak lupa tuk selalu mengucap syukur dan menikmati setiap detik kebersamaan dengan keluarga baru yang secepatnya akan terpisah juga.

Namun aku merasakan sesuatu yang membuatku termangu. Ada satu atau mungkin lebih bagian dari diriku yang tertutup oleh rutinitas baru.

Ya, aku rindu laptopku, dan kebiasaanku menulis. Mungkin saja aku bisa beralasan aku tak lagi menulis karena belum ada laptop baru. Namun, bukan itu yang aku mau. Toh sekarang aku punya smartphone yang bisa kugunakan 24 jam. Malah lebih praktis daripada laptop tua yang harus nyolok aliran listriknya.

Aku merasa benar-benar rindu menulis. Menuliskan entah apapun yang ada di pikiranku. Menulis saat aku punya ide-ide baru. Menulis saat aku memikirkan jalan keluar untuk masalah-masalah yang menghampiri hidupku. Menulis untuk membersihkan otak saat tak ada seorang pun yang memahami jalan pikiranku. Menulis untuk menikmati kesyahduan malam-malam begadangku.

Menulis adalah mood booster untukku. Bagiku menulis bisa mengungkap sisi lain dalam diriku. Menulis bisa membuatku merasa lebih manusia. Lebih hidup dengan rasa.

This Is (Not) The End of My Soleha

Suatu sore sepulang dari kantor, aku diantar mbak Lupi ke Harrisma, sebuah pusat penjualan dan service gadget yang direkomendasikan temanku. Benar saja, pegawainya bilang hard disk Soleha rusak. Datanya tidak dapat diselamatkan. Well, aku  sudah cukup paham bahwa ini adalah akhir dari kebersamaanku dengan Soleha. Namun pegawai Harrisma merekomendasikan sebuah tempat service hard disk bernama Track Nol di Jalan Kaliurang KM 7,3. Konon di sana bisa memperbaiki segala macam kerusakan hard disk, termasuk yang datanya hilang.

Kemudian naiklah kami ke Jakal atas dan sampailah di Track Nol tepat pada saat adzan maghrib. Setelah aku menjelaskan keadaan Soleha, bapak yang di Track Nol bilang bahwa harga untuk menyelamatkan data-data yang ada di dalam hard disk Soleha sebesar 700 ribu rupiah. Dan itu harus dilakukan sebelum waktu satu bulan karena hard disk bisa saja berjamur.

My God, itu pukulan yang sangat berat. Di satu sisi aku sangat ingin menyelamatkan Soleha beserta jutaan kepingan di dalamnya, namun di sisi lain aku merasa lebih worth it kalau sekalian membeli laptop baru yang lebih ringan dan dapat  menunjang karirku nantinya.

And here i am! Aku memutuskan move on dari Soleha dan menabung demi sebuah laptop yang baru, jika masih ada uang sisa baru aku mau beli hard disk baru untuknya agar bisa bermanfaat lagi. Doakan aku ya teman-teman, agar bisa gemi setiti tur ngati-ati sama gaji, sampai akhirnya laptop impian yang baru bisa terbeli. Amin.

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS