Pages

The Big Family of Plosorejo

Selasa, 30 Agustus 2011

Setelah pada postingan sebelumnya aku bercerita tentang KKN, sekarang aku ingin memperkenalkan satu per satu saudara-saudari Plosorejo-ku. Berikut ini adalah murni pendapatku tentang mereka, kalau ada yang dirasa tidak “pas” mohon dimaafkan yaa..
  • Mike

Nama lengkapnya Michael Verrier, dia mahasiswa “pinjaman”dari San Diego State University, California. Mike KKN bersama kami cuma 2 minggu. Saat dia mau balik ke Jogja, kami mengadakan sebuah perjalanan piknik bersama ke Candi Cetho dan Telaga Sarangan. Beramai-ramai naik motor dan bahkan tidak memakai helm, padahal perjalanan itu lintas propinsi sampai Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Mike paling suka sambal dan tiba-tiba menyanyikan lagu Sm*sh - I Heart You, hoho..
  • Bang Mada
Bang Mada bernama lengkap Cristiansimada Sembiring. Bang Mada adalah yang paling senior di antara kami, karena beliau berasal dari Teknik Geologi Angkatan 2001. Sayangnya, di minggu awal kami di Plosorejo, beliau mendapat kecelakaan hingga akhirnya harus dioperasi di Jogja dan tak dapat melanjutkan keceriaan KKN di Desa Plosorejo tercinta. Sayang sekali…
  • Ifan
Koordinator Sub Unit 3 ini bernama lengkap Erfandi Adhiansyah. Berasal dari FMIPA jurusan Geofisika. Namun, selama KKN ia lebih sering menjelma menjadi anak Geologi karena menangani alat EWS (Early Warning System). Kalau makan banyak, namun entah mengapa badannya tetap kurus. Dan entah mengapa pula teman-teman punya suatu rasa respect yang aneh ke dia, mungkin karena ia termasuk ke dalam tipe orang yang berkharisma. Pemimpin yang bertanggung jawab, tahu kapan waktu serius, kapan waktu bercanda. Paling seru kalau melihatnya bercanda bersama Moslem. Mereka berdua sudah seperti kakak beradik. Sayang lelucon mereka sering berkisar pembahasan 18+. Hobinya adalah boci alias bobo ciang. Paling sering ditunjuk jadi chef kalau anak-anak lagi laper tengah malam. Apalagi kalau menunya spaghetti.
  • Moslem
Penyair top se-Plosorejo. Hobinya bikin lagu. Nama lengkapnya Reza Syah Moslem. Biasa dipanggil Reza, Eja, atau Moslem. Berasal dari Fakultas Teknik Jurusan Geologi. Selama KKN, ia bersama teman-teman kurang lebih sudah menghasilkan 4 buah lagu. Kalau tidur hobinya ngorok, kalau dibangunin malah tambah kenceng ngoroknya. Hadeh.. (ˇ_ˇ")


  • Dicky
Dicky Wisnu Dewanto adalah partner bertugas terajin di Sub Unit 3. Tipe pria yang sholeh dari Fakultas Hukum. Selalu mengajak sholat berjamaah setiap adzan berkumandang. Dan selalu rapi dengan setelan baju kokonya di lima waktu. Mole paling suka mengejeknya dengan "topless dulu dong" karena kebiasaannya buka baju di siang hari yang panas.
  • Mbak Dewi
Nama lengkapnya Dewi Susanti. Berasal dari Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan. Hobinya nonton film-film serem nan sadis bersama Nadya dan Mayang. Orang yang paling perhatian kalau aku sakit. Sukanya bawa oleh-oleh burger kalau lagi pulang dari Jogja. Makasih banyak ya mbak Dew, tetaplah menjadi kakak yang baik untuk kami, hihi…
  • Aul
Bernama lengkap Aulia Taarufi. Mantan teman se-kost beda lantai ini paling suka membaca. Kemana-mana pasti bawa buku. Ia paling suka kalau ada segala sesuatu berbentuk “love”. Biasalah, namanya juga orang lagi kasmaran, haha…
  • Dimas
Dimas Ramadhani atau yang biasa dipanggil Pendosa atau Plankton, sangat jauh dari namanya. Mahasiswa sefalkutas yang baru aku lihat di tempat KKN. Berasal dari Jurusan Ilmu Pemerintahan, entah apa namanya sekarang. Punya kemampuan memimpin yang bagus, dan hobi mandi di malam hari.


  • Nadya
Nadya Salima atau yang akrab dipanggil Simbok, merupakan ahli perdapuran pondokan kami. Tanpanya, mungkin kami hanya makan makanan instan sebelum ada catering. Beribu terima kasih untuk makanan yang enak dan selalu mengenyangkan hasil masakannya. Ia sangat berjasa dalam menyambung hidup nyawa banyak anak orang, haha...

  • Mayang
Berasal dari jurusan yang sama dengan mbak Dewi. Pada awalnya teman-teman sering salah panggil antara dirinya dan Dewi. Padahal penampilang mereka sangat berbeda. Mbak Dewi berjilbab dan Mayang tidak. Mungkin karena keseringan bersama jadi sekilas terlihat sama. Hobinya adalah mengoleksi lagu-lagu dangdut pesisir dan band-band alay yang sedang booming di blantika musik Indonesia. Bisa dibilang sebagai “Ratu Alay Plosorejo”, peace May, haha… ^_^v
  • Maeshela
Maeshela Novria nama lengkapnya. Berasal dari Teknik Geologi. Tak banyak kata yang terucap dari bibirnya. Satu-satunya cewek yang bisa bermain badminton di depan rumah Pak Lurah. Lumayan narsis juga dengan banyaknya foto yang ada di hapenya, hehe…


  • Bang Agha
Pertama kali melihatnya sangat mengagetkan. Mukanya mirip dengan kakak sepupuku. Ternyata selama KKN, ia juga menjadi seorang kakak untukku. Ia baru muncul di minggu ketiga KKN karena umroh. Terima kasih abang buat semuanya, Abang yang selalu nemenin aku cuci piring, nonton film sampai aku tertidur, Abang juga yang nganterin aku ke Puskesmas waktu aku sakit. Bang Agha mania banget sama SNSD, sampai aku bertanya-tanya, sebenarnya dia kemarin umroh ke Arab atau ke Korea sih? Haha…
  • Aji
Aji Wijayanto berasal dari Jurusan Fisika FMIPA. Paling sering jadi bahan cercaan dan hinaan teman-teman, terutama para cowok. Maaf ya Ji, kami banyak dosa padamu, hehe…
  • Intan
Ibu Koordinator Unit KKN 154 ini bernama lengkap Intan Utami Agustiani. Berasal dari Teknik Geologi. Hobi kami adalah membuat mie goreng bersama. Aku yang merebus dan meniriskan mie, dia yang menggoreng dengan bumbu rahasia, sambal terasi milik Bang Agha, hahaha. Ia termasuk korban cinlok karena pada akhirnya bersatu dengan Rizky. Semoga kalian langgeng ya…
  • Kecap

Namanya Rizky Yuniharto. Tetapi lebih akrab dipanggil Kecap. Orang yang paling sering membuat orang lain tertawa. Mahasiswa Jurusan Sastra Nusantara FIB ini juga hafal gerakan dance SNSD di video klip Tell Me Your Wish. Coba bayangkan ia dengan tubuh tambunnya berlenggak-lenggok seperti gadis-gadis genit SNSD, hahahaha…
  • Willy
Willyan Prima Putra, biasa dipanggil Willy. Mahasiswa Teknik Mesin dewa DotA yang suka di dapur. Ya, sangat tidak nyambung memang. Aku paling senang jadi asistennya. Soalnya pasti dapet bagian, hahaha…Abang satu ini juga doyan SNSD. Lagu yang paling dia suka berjudul “Complete”. Terima kasih ya Bang buat semuanya, juga petuah-petuahnya, semoga ada kesempatan buatku untuk merealisasikannya.
  • Akbar

Akbar Hadi Pamungkas seharusnya angkatan 2007, tetapi jadi mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2008. Hobinya ngatain orang “monyet” dan itu sangat gak enak didengar. Newbie di DotA lovers. Hobinya gitaran bareng Mole. Satu lagi, dia addict terhadap kopi.


  • Mole
Arie Setya Yudha, teman sekelas di Ilmu Komunikasi selama 3 tahun tetapi baru ketahuan aslinya saat di KKN. Dan entah mengapa bisa dipanggil Mole, sangat jauh dari nama aslinya. Dia adalah fotografer kami. Merangkap jadi vokalis The Plosorejo Band, yang seringnya menyanyikan lagu-lagu galau. Gak ada Mole, gak rame. Kalau dia badmood, keliatan banget, bakal langsung ilang suara cemprengnya yang suka kemana-mana itu. Tipe pejuang yang pantang menyerah. Salut!
  • Difta
Sama seperti Mole, Difta adalah teman se-Komunikasi-ku. Kerjanya bagus, sangat terorganisir. Apalagi dia masuk ke Sub Unit paling rajin di tempat kami, yaitu Sub Unit 4. Partner membabu di hari Rabu, huhu…
  • Yudha

Ksatria Yudha Putra nama lengkapnya. Dibalik badannya yang besar, ia adalah tipe kakak penyayang. Aku paling senang mendengarnya bilang sayang ke anak-anak, terkesan sangat tulus. Ia juga pemimpin yang baik bagi Sub Unit-nya. Semua program yang sudah direncanakan, mboh piye carane, harus bisa terealisasikan. Salut buat Sub Unit 4!
  • Tante
Namanya Dina Gustantika, entah mengapa dipanggil Tante. Kesan awal mengenalnya adalah sombong, namun ternyata salah besar. Yang paling menyenangkan dari Tante adalah saat ia masuk ke kamarku dan mulai bergosip. Nadanya bercerita selalu membuat rasa kantuk menghilang, tergantikan dengan semangat bergosip empat lima, haha.
  • Farid
Bernama lengkap Masdar Farid Asyaifi. Ia dan Aulia Taarufi adalah tersangka cinlok Plosorejo selain pasangan Intan-Rizky. Kalau ngobrol sama dia harus siap mikir, karena pembahasannya berat, bahasanya filsafat banget euy, heheu...
  • Ridwan
Nama lengkapnya Mochammad Ridwan Adhitya. Berasal dari Teknik Mesin. Sering dibilang paling magabut di Sub Untinya, hobinya tidur dan main dota. Perokok paling aktif di KKN Plosorejo. Sebenarnya kalau dia mau bergerak, anak-anak kecil di SDN Plosorejo banyak yang bisa dekat dengannya. Paling susah adalah membangunkannya untuk mengajar di SD, dia pasti bilang “kamar mandi udah kosong belom? Bangunin aku lagi nanti kalau kamar mandi udah kosong ya” dan kembali meringkuk di bawah bed cover.

Sebenarnya masih banyak kenangan indah yang belum dapat diceritakan satu per satu. Lagi-lagi tak ada yang bisa aku tulis selain ucapan maaf dan terima kasih. Maaf karena selama ini aku sering merepotkan kalian, aku banyak melakukan kesalahan yang tak berkenan di hati kalian. Terima kasih telah menjadi saudaraku, membantuku survive tanpa pamrih. Terima kasih telah menjadi anugerah terindah yang pernah kumiliki. Aku berharap persaudaraan Plosorejo kita dapat berlanjut sampai tua nanti.
Saat menulis tentang kalian, aku sengaja mendengarkan playlist yang belum aku ganti sejak malam terakhir kita di Plosorejo, berisi lagu-lagu kenangan kita; Kisah Klasik Untuk Masa Depan – SO7, Sahabat Sejati – SO7, Kemesraan – Iwan Fals, Untuk Dikenang – Jikustik, Kita – SO7, Anugerah Terindah Yang Pernah Kumilki – S07. Playlist yang dibuat Ridwan untuk menemani pembuatan Video Movie Maker KKN kita, yang juga masih ada di laptopku. Salam sayang untuk kalian semua, di mana pun berada. :*

Cerita KKN-ku

Rabu, 24 Agustus 2011

Sebagai mahasiswa tingkat akhir di UGM, aku berkewajban mengambil mata kuliah “Kuliah Kerja Nyata”. Awalnya, aku dan teman-teman kostku membuat program KKN bertema pemberdayaan perempuan di Jepara. Namun, Allah berkehendak lain. Kami bertiga belas ditempatkan di KKN PPM Unit 154 dengan tema Mitigasi dan Sosialisasi Potensi Bencana Geologi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kami tidak sendiri, melainkan bersama 30 mahasiswa dari kelompok KKN yang lain. Karena jumlah yang melebihi kuota maksimal, akhirnya kami dibagi menjadi 2 desa, yaitu Desa Plosorejo dan Desa Gempolan, keduanya sama-sama bertempat di Kecamatan Kerjo. Kesan awal dari persiapan berangkat KKN bagiku adalah parno (paranoid). Kami berawal dari 2 kelompok asing yang tidak saling kenal, yang secara paksa ditempatkan di tempat terpencil. Semacam mimpi buruk yang harus dihadapi.

Hari pun berganti. Selesai menempuh UAS, kami diberangkatkan menuju tempat KKN masing-masing. Unit 154 terdapat 2 kali pemberangkatan, yaitu tanggal 3 Juli bagi mahasiswa yang membawa motor dan hari berikutnya bagi mereka yang menggunakan bus. Aku termasuk ke dalam rombongan pertama. Bukan karena aku membawa motor, aku hanya membonceng. Alasan pertama yang membuatku bertekad ikut berangkat lebih dahulu adalah karena aku suka tantangan dan aku ingin bisa mengetahui seperti apa medan yang harus aku hadapi nantinya.

Dengan perjalanan panjang, sampailah kami di rumah Bapak Kepala Desa Gempolan, untuk menurunkan barang-barang dari truk, barulah kemudian kami melanjutkan perjalanan ke rumah Pak Sukirno, Kepala Desa Plosorejo. Malam itu kami pertama kalinya melewati hutan karet, dengan medan jalan yang terjal, naik turun dan berkelok, serta tebing dan jurang di sisi kanan kiri. Rasanya seperti mengikuti tantangan fear factor. Di pagi hari sebelum berangkat ke Kantor Bupati untuk penyambutan pun, aku sempat linglung, tidak ingat sedang berada dimana, dan merasa aneh melihat ada motor berplat AD di depan mataku. Beberapa saat kemudian barulah aku sadar bahwa aku sedang memulai hari-hari KKN-ku di daerah Karanganyar, yang otomatis plat nomor kendaraannya sama dengan Karesidenan Surakarta.

Hari-hari awal kuhabiskan dengan menghafal nama teman-teman serumah yang berjumlah 22 orang. Aku juga lebih sering bersama teman-teman yang berasal dari bekas KKN Jepara karena merasa belum mengenal teman-teman dari bekas KKN Sukabumi. Untunglah waktu mencairkan semuanya. Semakin hari kami semakin solid dan tidak lagi berkelompok menurut bekas KKN masing-masing.

Ini kami sewaktu piknik ke Candi Cetho & Telaga Sarangan

Namun, tidak semua indah terasa. Aku sempat merasa tak nyaman dan butuh pelarian. Aku bersyukur karena bisa menemukan pelarian yang tepat dan melewati semuanya. Semakin hari semakin ringan. Tak ada lagi yang mengganjal di hati.

Di tempat KKN, aku tidak hanya belajar tentang bagaimana cara bermasyarakat, tetapi juga bagaimana cara untuk survive di luar zona nyaman kehidupan sehari-hari. Aku belajar mengenai cara beradaptasi di tengah orang-orang yang belum kukenal. Bahkan, aku harus mengedepankan sisi tomboy yang memang sudah ada dalam diriku sebagai tameng utama dalam bersikap. Dengan sikap tomboy aku merasa lebih aman dan mandiri. Aku merasa bisa melindungi diri sendiri dari berbagai hal, termasuk wabah “cinta lokasi”. Bukannya menyalahkan teman-teman yang benar-benar terjerat cinlok, melainkan dari awal memang sudah berniat untuk menghindari hal tersebut. Yang ada dipikiranku adalah bagaimana aku harus bisa menjalankan tugas-tugasku dengan baik selama di lokasi KKN, tanpa bermain hati. Aku cukup mengenal diriku sendiri. Aku tak akan bisa fokus jika sudah memakai perasaan.

Sempat suatu saat, aku merasa tidak nyaman dan mulai membeci orang lain, satu-satunya hal yang selalu kuhindari. Tiba-tiba saja aku menemukan sisi lain dari yang bersangkutan. Hal itu yang kemudian mengubah paradigmaku tentang mereka dan akhirnya aku tidak jadi membenci. Tanpa dendam, benar-benar melegakan. Bahkan, di akhir kebersamaan kami, aku semakin merasakan betapa baiknya teman-temanku. Aku merasa kami semua bersaudara. Aku menemukan banyak kakak perempuan dan para abang selama di sana. Kebersamaan kami merupakan sepenggal episode kehidupan yang tak akan pernah kulupakan. Dari yang awalnya penuh prasangka, berubah menjadi penuh cinta.

Sedih rasanya harus meninggalkan semua kebersamaan ini. Berpisah dengan orang-orang yang selama 2 bulan terakhir menghiasi kehidupanku, ada di hari-hariku. Aku rindu keluarga besar Plosorejo. Tidak hanya dengan teman-teman, melainkan juga dengan keluarga Pak Lurah, keluarga Mbak Anik, adik-adik SD, TPA, ibu-ibu PKK, semuanya.

Aku tak pernah menyesali itu semua. Walaupun awalnya tak seperti yang diharapkan, namun akhirnya melebihi yang bisa dibayangkan. Hanya doa yang bisa kupanjatkan untuk mereka, semoga Allah senantiasa melindungi di manapun berada. Semoga ada kesempatan sehingga kami bisa merasakan kebersamaan lagi di desa nan indah itu. Amin…

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS