Pages

My First Day Of Work (˘▼˘)9

Rabu, 29 Januari 2014

Last week i sent my CV to apply a job as social media executive. I didn’t have idea about the job descriptions. I think i just like sitting all day to in front of my laptop to see and read what’s people shared at social media. And i love writing about my experiences in my personal blog.

I received a text message from the owner not so long after i sent the email. He said that he want to meet me at a restaurant in the direction of north city. Fortunately, i was on my way to pick my nephews from their grandpa’s home. So i came to the restaurant with my ugly look and bring my nephews and my little brother. We didn’t bring enough money to order four meals for us. So i just ordered a pasta and a cup of tea for both my nephews, haha.

The owner explained about the salary and his company. It’s a local digital agency that helps the brands to achieve their goals and touch their customers by social media. He gave me a test to make a editorial plan for a Japanese food brand. I did it by myself and i was late 3 hours from the deadline. I just submit to God’s fate because that was my first work. I helped by my best friends to get some insights.

The day after i sent my editorial plan, he wanted to meet me at the same place. my little brother accompanied me to there. We bring more money to eat there. He said i should be signing the contract but he didn’t bring the file. So he just explained about the details of my job.

Last night he sent the brand guidelines about the Japanese food. I have to be handle the brand for a month. I have to make a good content to attractive the customers and gain more followers at social media. It’s little hard for me in the beginning. I feel so lonely when no response from the followers. But i keep posting all day long. Slow but sure, i think i know the type of the brand’s followers. I start to know the time when they want to give response or not. And i will more effort tomorrow because i want to do the best for my experience at work.

Ganbatte! (˘▼˘)9

Sesaat Bersama Askes aka BPJS Kesehatan

Kamis, 02 Januari 2014

Jadi ceritanya bulan Desember kemarin aku sama teman SMA ku ngelamar kerja di PT ASKES (Persero) yang sekarang jadi BPJS Kesehatan. Disini aku melamar posisi CP (Calon Pemimpin). Pertama kali tau ada lowongannya, aku ngecek di internet dan mengumpulkan persyaratan di kantor Askes terdekat. Ternyata masih kurang dua berkas, jadilah aku ke warnet terdekat buat membuat kelengkapan berkasnya. Banyak juga yang bikin berkasnya on the spot gitu ditulis tangan di kertas folio. Tapi karena aku lebih suka surat yang diketik biar lebih rapi jadi aku pilih ke warnet aja. Di kantornya udah bejubel orang yang mau masukin lamaran, dan sekalian diperiksa kelengkapan berkasnya sama petugas. Saking penuhnya sampai aku susah napas, apalagi badanku mungil gini, ga kebagian udara bebas, kalah sama yang lebih gede, hehehe.

Seminggu berselang masuklah sebuah sms ke hpku di siang bolong. Intinya aku lolos seleksi administrasi dan bisa mengikuti ujian selanjutnya yaitu Tes Pengetahuan Umum (TPU) dan Tes Pengetahuan Bidang Tugas (TPBT) yang akan dilaksanakan di hari berikutnya. Maknyak, udah kalang kabut aja nih, pengumuman Siang jam 1, tesnya Selasa pagi jam 8 di Semarang, tepatnya di GOR Jatidiri. Weleh-weleh… Gak kebayang itu dimana, soalnya aku gak hafal tempat di Semarang.

Akhirnya aku ditemenin Mamah sama Fahmi berangkat pagi buta dari rumah, jam 3.45. Sesampainya di Terminal Tirtonadi, kita langsung naik bus AC jurusan Solo-Semarang. Sampai di Sukun jam 6.45. Dari Sukun kita naik taksi sama seorang bapak dan anak perempuannya yang juga mau tes Askes. Sampai di GOR udah rame banget dan banyak penjual makanan. Karena tesnya di GOR, aku nyari dulu tribun mana yang jadi tempat dudukku baru keluar lagi buat makan. Laper mak, belom sarapan sedari shubuh. Dan semua pedagang seperti gak mau rugi. Mereka menaikkan harga makanan, entah apapun yang dipesan, dihargai 10 ribu rupiah. Mau itu semangkuk bakso, sepiring pecel, ataupun sebotol minute maid pulpy orange. Ckckckck…

Ternyata tesnya dimulai agak molor dari jam yang telah ditentukan dan soal-soalnya pun di luar dugaan. Isinya tentang UU, teori kepemimpinan oleh si ini dan si itu, siapa direktur askes sekarang, bla bla bla. Aku ngerjainnya pun dengan modal nalar dan feeling aja, hahaha. Jam 10 udah banyak yang selesai padahal waktunya masih banyak. 100 soal dengan waktu 2 jam. Aku juga ikut keluar aja setelah punyaku selesai. Aku sama Mamah dan Fahmi gak mampir kemana-mana walaupun banyak saudara yang tinggal di Semarang. Kita pingin langsung pulang dan melanjutkan tidur yang tertunda, hahaha.

Alhamdulillah aku dan teman SMA-ku sama-sama lolos ke tahap selanjutnya yaitu tes computer. Karena sudah masuk musim hujan, aku sama Mamah mutusin berangkat sore dan menginap di tempat nenek di daerah sebrang RS Karyadi karena lokasi tesnya di Unisbank, Jalan Tri Lomba Juang nomor 1 Semarang. Gak jauh-jauh amat lah dari tempat nenek. Tesnya simple, tapi waktunya kurang jadi gak bisa selesai, huhuhu… isinya kita dikasih print out word, excel sama powerpoint dan disuruh ngetik persis sama kayak di cetakan itu. Yang word sama powerpoint okelah udah biasa make jadi ya bisa selesai. Tapi yang excel, duh, baru sekitar 60 % huhuhu…

Katanya setelah tes computer ada psikotes. Tapi ya ternyata kesempatanku cuma sampai titik ini aja, gak lolos ke tahap selanjutnya, huhuhu… Gak papa, yang penting diambil pelajarannya, tetap semangat untuk mencari kerja di luar sana! :D

We Bought A Zoo

Judul Film     : We Bought A Zoo
Tahun           : 2011
Genre           : Drama Keluarga
Cast             : Matt Damon, Scarlett Johansson
Durasi           : 2 jam 3 menit

Halo semua…!

Setelah sekian lama banyak film yang mengendap di laptop dan belum sempat ditonton yang ngopy-nya sudah dari zaman kapan tahun, yang niatnya buat refreshing-kalau-jenuh-dan-stres-ngerjain-skripsi, akhirnya baru sempat ditonton akhir-akhir ini setelah ‘wis sudah’ hahaha… Bukannya sok rajin lho ya, tapi emang bener kemarin itu masih hectic banget, gak sempet leha-leha barang sebentar pun. Apalagi dari pendadaran sampai wisuda, persiapannya cenderung lebih ribet dari ngerjain skripsinya menurutku, hohoho...

Kali ini aku selo dan Fahmi sedang tidak rewel, jadi kupilih film yang ringan berjudul ‘We Bought A Zoo’. Film keluaran tahun 2011 ini ternyata diilhami dari sebuah kisah nyata, pengalaman seorang lelaki bernama Benjamin Mee yang ditinggal mati istri tercintanya. Mr Mee ini merasa hidupnya beserta kedua anaknya yang bernama Dylan dan Rosie kacau balau setelah sang ibu meninggal. Tugas rumah yang biasanya diselesaikan oleh sang ibu sekarang harus menjadi tanggung jawab mereka bersama. Terlebih Mr Mee ini entah kenapa gak bisa terlalu dekat secara emosional dengan abak sulungnya. Mungkin karena sesama lelaki kali ya, jadi rada kaku kalau berinteraksi. Mr Mee juga merasa setiap sudut tempat di kota yang mereka tinggali selalu menyisakan kenangannya bersama sang istri. Kalau kata anak zaman sekarang sih istilahnya susah move on gitu.

Kemudian Mr Mee membuat keputusan untuk keluar dari rute hidupnya selama ini. Ia ingin memulai hidup yang baru bersama kedua anaknya. Dipilihlah sebuah rumah teduh di pinggiran kota. Mr Mee dan anak perempuannya, Rosie, merasa jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat rumah itu. Namun, masalahnya utamanya adalah… Jeng jeng jeeeng~ Rumah itu sepaket sama kebun binatang sodara-sodara! Dan rumahnya harus dibeli seperangkat sama binatang-binatang yang masih hidup di kebun binatang itu! Gak bisa dibeli rumahnya doang. Coba bayangin, gimana gak puyeng tuh Mr Mee dapat bonus sespektakuler itu? Hohoho…

Akhirnya Mr Mee membeli rumah beserta kebun binatangnya itu! Sungguh keputusan pertaruhan masa depan keluarga yang sangat fantastis! Ceritanya gak happily ever after gitu aja, banyak yang harus dikorbankan oleh Mr Mee untuk menghidupkan kembali kebun binatang yang sudah lama ditutup itu. Ia menjadi sponsor dan penyandang dana tunggal untuk memperbaiki semuanya. Para staf kebun binatang yang sudah ada sebelumnya hanya dapat membantu Mr Mee dengan memberikan skill mereka merawat para hewan yang ada di sana.

Kesulitan hidup pun tak datang hanya sekali. Kali ini Mr Mee benar-benar kehabisan uang untuk melanjutkan perbaikan dan rencana pembukaan kembali kebun binatang itu. Di tengah kegalauannya (dan mungkin juga kerinduannya pada sang istri), ia mengenakan sebuah sweater yang biasa dipakai oleh istrinya dulu. Siapa sangka ternyata di sakunya ada sebuah surat pernyataan bahwa sang istri telah meninggalkan tabungan sebesar 84.000 dollar. Silakan dirupiahin sendiri ya, aku gap inter itung-itungan, hahaha.

Dengan dana itu, Mr Mee akhirnya berhasil menyelamatkan dan membuka kembali kebun binatang tersebut. Amazingnya lagi, kebun binatang itu yang masih ada sampai sekarang. Mr Mee dan anak-anaknya yang asli (bukan pemeran di film) beneran tinggal di sana. Kalau ada yang kepingin googling, cari aja namanya The Dartmoor Zoological Park. Kebun binatang ini memenangkan penghargaan sebagai kebun binatang yang metodenya paling dikagumi di seluruh dunia.

Two thumbs up for this film! It is so recommended to you that want to introduce about animals to the children under five years old. You better watch this film with the kids before you bring them to the real zoo. At least, it works for my three years old brother. He is so excited to mention the names and talk about the animals. Thanks a lot Mr. Mee for shared your life story with us!

(Hampir) Kena Tipu

Ceritanya, siang itu tanggal 26 desember 2013 tetiba ada panggilan masuk ke hapeku dari nomer tak dikenal, sebut saja +6285838445115. Suaranya bapak-bapak gitu, namanya sapa aku lupa. Dia bilang aku dapat hadiah 8 juta rupiah sama bonus pulsa 500 ribu. Syaratnya aku disuruh ke ATM, karena uangnya langsung dikirim dari sana pake apalah istilahnya gak tau. Aku disuruh ngikuti instruksi darinya dan selama dia nelpon dari aku masih di rumah sampai aku sudah ada di ATM, aku gak boleh ngobrol sama orang-orang di sekitarku. Dia bilang itu bisa nganggu rekaman dari Indosat sama Global TV, soalnya pembicaraanku sama dia selama ditelpon itu direkam dan nanti jam sebelas malam akan disiarkan di Global TV. Sebelumnya dia juga bilang kalau tadi pagi jam 8.30 sudah diumumkan pemenang hadiahnya. Walaupun aku tadi pagi gak nonton TV, tapi aku hafal banget ya jam 8 itu acara Global TV Thomas & His Friends terus jam 8.30 dilanjutin Chugginton. Gak mungkin ada kuis-kuisan jam segitu apalagi ini musim liburan. Acara TV isinya film anak-anak semua. Yang ada juga cuma kuis WIN HT sama Joget-joget di Pesbukers, Campur-Campur, sama YKS. Yah, ketauan deh kerjaanku cuma nonton TV doang jadi apal banget acara-acara alay macam begituan, hahahaha.

Belum cukup sampai disitu, dia bilang uangnya kagak bisa kekirim semua ke rekeningku karena jarang dipake. Baru kekirim separuhnya. Terus dia minta aku pakai kartu ATM yang lain. Udah aku turutin tuh. Dia bilang kagak bisa dikirim karena saldo minimalnya kurang. Dia masih kekeuh nyuruh aku buat nyari kartu ATM lain. Dari awal emang aku udah curiga, jadi walaupun aku turutin apa maunya dia, tapi aku tetep stay cool. Gak excited sama sekali walaupun dia nyebutin nominal jutaan rupiah. Dia bilang sisa yang 4 juta belum terkirim itu bisa dikirim ke ATM-ku yang tadi asal aku ngisi 400rb ke rekeningku sendiri. Ya mana ada bank yang buka di akhir tahun gini.. Dia bilang aku suruh pinjem duit ke orang yang ada di ATM itu buat transfer ke aku dan aku kasih cash ke orang itu. Ya dipikir aja dong, mana ada orang yang mau dengan senang hati tetiba suruh transfer duit ke rekening orang lain, Santa Claus aja juga mikir-mikir kalau mau kasih hadiah kaleee…!

Dari situ aku udah mulai kehabisan stok sabar. Dari telpon awal dia bahkan salah ucap. Dia bilang ini hari Sabtu, jadi gak bisa transfer ke rekeningku jadi aku harus ke ATM dengan tata caranya yang blab la bla gitu. Udah gitu ye, si orang ini berkali-kali ngucap istighfar berasa kayak dia ngadepin pelanggan bego gitu. Padahal kan jelas-jelas aku yang disini diuji kesabarannya. Dia bahkan nyuruh aku pinjem ke tetangga tuh duit 400 ribu. Monyet ngelahirin juga bisa mikir kalau pinjem duit ke tetangga sendiri juga kagak semudah itu. Pas itu aku udah bentak dia terus dia ngomong apa gak jelas dan buru-buru nutup telponnya. Padahal dari awal dia kekeuh gak mau nutup telpon.

Buat teman-teman semua tolong lebih waspada ya, orang yang Cuma di rumah gak pergi kemana-mana gini aja bisa kena tipu, gimana kalian yang  mobilitasnya tinggi sering ketemu sama orang baru di luar sana. Tambahan info, ibunya temenku ada yang pernah kena hipnotis lewat telepon yang intinya nyuruh beliau buat ngirim sejumlah uang. Udah ada 2 orang ibu yang kena di sekitarku. Yang satu kehilangan 24 juta, yang satu untungnya gagal karena saldonya kurang. Aku masih bersyukur sih saldoku mepet cuma tinggal beberapa puluh ribu rupiah aja jadi gak ilang sama aksi penipu tadi. Pokoknya kita harus tingkatin kewaspadaan ya, jangan mudah percaya sama orang atau telpon masuk dari orang tak dikenal. Waspadalah! Waspadalah! Waspadalah!


 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS