Pages

Be A Good Aunty

Kamis, 28 Juni 2012

Ceritanya, pekan lalu aku seperti nggak niat ke Jogja. Datang Senin sore, pulang Rabu siang. Hari Selasa malam makan-makan sama teman-teman KKN, sisanya selonjoran di kosan. Ke perpustakaan kagak niat nyekripsi, cuma setor muka doang. Kalau nggak ada acara sama teman-teman KKN, berasa nggak worth it banget lah. Yang aku tunggu adalah hari Kamis, waktunya aku menemani si ganteng, Chelsea, piknik akhir tahun ajaran bersama TK Istiqomah Penumping, Solo.

Harusnya sang bunda yang menemani, tapi karena kakakku harus masuk kuliah, maka aku yang terlihat sangat selo ini menjadi penggantinya. Kakakku bilang kumpul di sekolahnya Eci (panggilan akrabnya Chelsea) jam 7 pagi dan kami janjian langsung ketemuan disana, jadi aku nggak perlu njemput Eci dulu.

Dasar penyakit mahasiswa, apalagi tingkat akhir yang sudah tak mengikuti kuliah pagi, maka susah bangunlah diriku. Karena kupikir kalau jam 7 pasti ada molornya setengah jam, maka aku jadi malas-malasan. Malah Mamahku yang heboh -nggak pengen cucunya pergi piknik sendiri tanpa ada wali- sampai akhirnya aku dianterin ke sekolahnya Eci.

Sesampainya disana, ternyata bus rombongan sudah berjajar rapi di pinggir jalan. Katanya Eci di Bus 1, eh, taunya di Bus 3. Udah gitu, ECINYA BELOM ADA! Yap! Eci belum datang sodara-sodara! Padahal eke sebagai walinya udah heboh takut ketinggalan bus. Mamah pikir Eci ada di Mangkuyudan, makanya beliau minta Ustadzah nunggu sebentar, mau dijemputin dulu. Yang paling ngeselin, aku yang nggak tau apa-apa malah kena semprot dari ustadzahnya itu! Katanya harusnya kumpul jam setengah 7, kenapa sudah satu jam belum datang juga? Padahal aku disuruhnya dateng jam 7. Hadeuh... -_-


Serombongan ustadzah panik. Mereka nelpon ke hape kakakku dan nggak dijawab. Mamahku juga datang dengan tangan kosong. Ternyata Eci nggak ada di Mangkuyudan! Lalu, kemanakah Eci?! (O.o)


Dengan inisiatif tingkat tinggi, aku langsung telpon ke ayahnya Eci. Benar saja, Eci bersamanya dan sedang perjalanan ke sekolah. Tak lama kemudian muncul kakakku bersama Adli. Ternyata mereka bawa 2 motor dengan masing-masing 1 anak. Eci dengan ayahnya, Adli dengan bundanya. Setelah Eci datang, aku langsung membawanya masuk ke dalam bus yang tak lama kemudian segera berangkat.


Setelah menempuh perjalanan lebih dari 1 jam, sampailah rombongan kami di Waterpark Tirtonirmolo, Prambanan. Letaknya di sebelah timur Candi Prambanan, di dalam kompleks Hotel Galuh. Dengan tiket terusan yang sudah dipesan oleh panitia, kami bisa masuk secara dan mendapat kupon gratis mengikuti beberapa wahana seperti becak mini, bioskop 3D, kereta mini, bom-bom car, dan komedi putar.


 

Lumayan melelahkan juga menemani Eci menghabiskan satu per satu kupon itu. Aku hanya bisa menemaninya di beberapa wahana saja yang orang dewasa juga diperbolehkan, kayak bom-bom car, bioskop 3D dan becak mini (sebagai tukang becak cantik keliling 4 kali putaran dong ya pastinya -_-).


Beberapa kali aku sempat kebingungan mencari Eci di antara begitu banyak anak seumuran dengannya. Untungnya bisa ketemu lagi, hehe... Alhamdulillah, senang rasanya bisa melihat tawa ceria si jagoan kecil itu bersama teman-temannya! :D

The Cute Surprise

Selasa, 26 Juni 2012

Thanks for my beloved sister, @putsypedrosa :*
Sepertinya rentetan surprise ulangtahunku belum berakhir. Kemarin (25/6/2012), seperti biasa di hari Senin aku memulai kehidupanku di Jogja. Siang itu agak berbeda dari biasanya. Dari stasiun, aku naik bis jalur 4, sengaja tidak turun di Maskam, melainkan di bundaran Filsafat. Itu karena aku sedang on fire ngerjain skripsi. Walaupun laptop masih diservis, aku mikir buat manfaatin waktu sebelum si laptop balik. Dengan semangat '45, aku langsung menuju perpustakaan referensi, dan membaca beberapa skripsi kakak angkatan yang sekiranya cocok dijadikan acuan. Akhirnya aku menemukan satu yang pas, dan langsung aku daftarin ke petugas perpustakaan. FYI, skripsi yang ada di perpustakaan fakultasku tidak boleh dibawa pulang, makanya aku memfotokopi, dan cuma Bab 1 aja yang boleh digandain.

Setelah sekitar satu jam di perpustakaan, dan niat utama untuk menggandakan Bab 1 sudah selesai, akhirnya aku pulang ke kos. Kamar kos yang adem selalu paling menyenangkan kalau Jogja panasnya lagi ampun-ampunan. Semua berjalan seperti biasa, buka kunci, buka pintu, buka jendela... dan WOW! Aku menemukan sebuah bungkusan ringan di atas meja. Di luarnya tertulis: 

"Dear Tika,
Met ulang tahun ya! Semoga skripsinya lancar. Biar kita bisa wisuda bareng, hehe.
Ini hadiah sederhana dariku. Jangan dilihat harganya tapi lihat manfaatnya. Semoga dapat membantu kelancaranmu dalam menyusun skripsi :)
-Putsy"

Itu kado dari mbak Puput ternyata. My room mate yang sekarang nggak pernah ketemu lagi karena dia di rumah dan aku di Jogja. Aaa~ Kangen~
Makasih ya mbak buat kadonya. Tau aja aku nggak punya folder, hehe.. Aku paling suka dapet kado barang-barang yang lagi aku butuhin, manfaatnya kerasa banget gitu lho! Pokoknya makasih banget buat teman-temanku tersayang, buat ucapannya, buat doanya, buat kadonya... :D

The Bigger Surprise

Nah, seperti yang aku bilang di postingan sebelumnya, teman-teman KKN-ku nggak akan ngebiarin aku lolos dari ancaman mereka begitu saja. Malam itu, Selasa (19/6/2012), aku mengadakan syukuran di RM Rempah Jawi. Tempatnya di Jalan Pandega Marta 29, Pogung, daerah belakang pom bensin Jakal. Suasananya enak buat ngumpul dan nggak terlalu rame pengunjung, jadi kami bisa nyaman ngobrol lama-lama. FYI, di kalangan teman-teman KKN-ku ada rutinitas makan-makan kalau ada yang ulang tahun. Nggak wajib sih, tapi aku pikir demi tali silaturahim dan alhamdulillah ada uang lebih, kenapa enggak? Alhamdulillah banyak juga yang bisa dateng. Ada Nadya, Nunung, Ketrin, Aulia, 'Tante' Dina, Rizky, Farid, Dimas & Tantri, Bang Agha, Fauzi 'Kribo', mbak Dewi, Mayang, Difta, dan Cume. Aku juga ngajak teman-teman komunikasi yang lain kayak Lulu, Unin dan Mahfita. Jadi, tambah rame deh! :D

I love you all! xoxo
With my communication girls!
Make up malam dengan telur dan tepung :D
Telurnya nembus jilbab sampe ke kulit kepala, berasa masker rambut :D

Helm tersayang pun juga jadi korban :D

Thanks for the cute gift, girls! :*

Janjian jam setengah 7 eh mereka baru pada dateng jam 8. Setelah makanan habis dan ngobrol ngalor ngidul, Nadya dan Tante pamit pulang, diikuti beberapa teman yang lain. Oya, sebelum itu kita sempat foto-foto dulu dong! Wajib hukumnya, haha! Awalnya aku curiga, Nadya kok tega ninggalin Nunung sendirian? Padahal, mereka kan soulmate? Karena Nadya membawa nama Mas Ipul sebagai alasannya, jadi ya aku percaya aja. Aku nggak langsung pulang karena masih nemenin beberapa teman yang masih ngobrol disitu. Kami juga sekalian nemenin Difta yang lagi makan, soalnya dia datengnya telat. Masa iya aku yang punya acara malah pulang duluan, gak mungkin kan?


Akhirnya jam sepuluh malam kita siap-siap mau pulang. Tetiba dari arah belakang ada yang mukul kepalaku. Dan ternyata itu telur! Men, kecantikanku sirna sudah malam itu, huhuhu... Dengan pasrah aku diceploki telur dan tepung. Udah gitu, pas pulang bingung lagi gak ada tebengan. Lulu sama Unin udah pulang duluan. Untung Rizky berbaik hati mau nganterin sampe kosan, dengan syarat aku nggak ngotori motornya. Tapi ya, tetep aja joknya kena, hahaha.. Maaf ya, Caps! :p


Begitu sampai kosan aku langsung manasin air buat mandi. Gila aja keramas jam 11 malam. Bisa kena flu tulang aku ntar. Udah mandi pake air hangat yang ditambah garam aja masih masuk angin juga, huhuhu...


The last but not least, thanks for all, guys! You all really make my day! Thanks for the gift, too... *hug&kiss*

 

The Next Surprise (Photo)

Sabtu, 16 Juni 2012

Thanks for the attention, thanks for coming, thanks for the surprise, thanks for the friendship, thanks for all, guys! *kiss&hug*

The Next Surprise

Kamis, 14 Juni 2012

Maybe, silly is my middle name. Pasalnya, kekonyolan tak pernah jauh-jauh dari kehidupanku. Malam ini, ternyata rangkaian birthday surprise belum berakhir. Ceritanya, tadi aku dan Nunung makan di Zupparela Zoup di Jakal KM 5. Semacam cream soup yang atasnya ditutup roti gitu. Enak sih, tapi kalau nggak ditambah saos, rasa msg-nya terasa banget. Bikin eneg gitu menurutku... Yak, cukup tentang zuppa supnya, mari kita fokus ke inti cerita, hohoho.

Jadi, aku nggak tahu kalau selama makan, Nunung sibuk smsan sama Aul. Aku kira Nunung smsan sama mas Udin, jadi ya aku nggak curiga. Tapi dia buru-buru pulang, mules katanya. Kami nggak langsung pulang sih, mampir ke Swalayan Gading Mas sebentar. Eh, pas pulang Nunung minta diturunin di warung dekat kos dengan alasan pengen beli minuman dingin. Yaudah, aku masuk kos duluan. Tapi dari bawah dia manggil-manggil minta ditemenin ke tempat mbak Yani, yang biasa jualan gorengan sama es, katanya di warung dekat kos minuman dinginnya habis.

Yaudah, aku turun kan ya... Pas jalan ke tempat mbak Yani, baru dapet 1 rumah dari kos, aku udah curiga kenapa ada mbak-mbak ngumpet disana. Eh, nggak taunya itu si 'Tante' Dina, teman KKN-ku! Saking kagetnya, secara refleks aku menjerit kencang dan lari ke kosan lagi. Belajar dari seberapa parah mereka memporak-porandakan orang yang sedang berulang tahun, aku langsung melepas jaketku dan melemparnya ke kursi di ruang tamu. Baru aku keluar lagi dan muncullah Tante, Aul, Farid, Yudha dan Rizky dari persembunyian mereka, membawa kue ulang tahun berilin yang siap ditiup. So sweet...

Nah, waktu aku berjuang untuk meniup lilin-lilin itu sebelum mereka meleleh, datanglah seorang lelaki berkaos merah menghampiri kami, yang disusul seorang bapak setengah baya yang melihat dari teras rumahnya. Kalau tidak salah, dia adalah anak pemilik rumah di samping kos. Dengan marah dia dan berkata, "kalian tahu aturan nggak sih, anak sekolahan kan?!". Aku hanya bisa menyaut, "maaf mas, abis tadi kaget banget...". Dasar konyol, belum diapa-apain malah heboh sendiri. Aku kaget, mereka juga kaget, hahaha. Setelah itu kami sangat menjaga volume suara, nggak pengen ditegur sama tetangga lagi.

Kata Nunung, mereka nunggu dari sejak kami baru sampai di Zupparela. Alamak, itu lama banget, hampir 2 jam kira-kira. Soalnya pesanan kami juga lama datangnya. Haduh, maaf ya teman-teman, sudah membuat kalian menunggu terlalu lama. Terima kasih sudah repot-repot berkunjung ke kosan yang dekat kuburan dan banyak anjingnya ini. I always love you all, my Plosorejo family! Eh, tapi, feelingku ini belum berakhir. Nggak mungkin mereka membiarkanku lolos begitu saja. Mungkin mereka menyiapkan rencana yang lebih matang lagi. Entahlah. Mari kita lihat edisi selanjutnya! :D

My Silly 22th Birthday

Kemarin, 13 Juni 2012, adalah ulang tahun-ku yang ke-22. Yap, tepat 22 tahun yang lalu Mamah Jumirah melahirkan putri keduanya yang diberi nama Fatikhah Astri Amin. Banyak yang mengira kalau aku anak pertama, karena namaku Fatikhah, yang diambil dari Q.S. Al Fatihah yang berarti 'pembukaan'. Mungkin ada benarnya juga, karena walaupun bukan aku yang lahir pertama kali, tetapi banyak peran sebagai kakak pertama yang harus aku jalankan, semenjak kakakku menikah 6 tahun yang lalu.

Keluargaku tak pernah merayakan ulang tahun, maka dari itu aku terbiasa menganggap hari ulang tahun sama saja dengan hari-hari pada umumnya, kecuali bagian mengingat pengorbanan ibu dan bagaimana beliau merawatku sampai detik ini. Membesarkan seorang anak menyebalkan sepertiku tidak mudah lho sodara-sodara! Dari kecil aku suka merengek dan nangis kelesotan gak jelas kalau keinginanku tak terpenuhi. Bahkan sampai sekarang aku masih suka ngambek kalau lauk yang ada di rumah gak ada yang aku suka. Jadi, mamah terpaksa memasak lagi atau membelikan lauk baru biar aku gak mogok makan. Benar-benar keterlaluan untuk wanita muda berusia 22 tahun... (._.)

Kemarin juga berlangsung seperti biasa. Bangun tidur, ke perpustakaan sebentar, lalu mengerjakan piket ngepel di kosan. Di sela-selanya aku sibuk membalas satu per satu ucapan selamat ulang tahun yang masuk via sms, mention Twitter, dan wall post FB. Keadaan masih berjalan normal sampai aku, Nunung dan Tami selesai makan malam. Sewaktu aku mengambil minum dari galon, tiba-tiba aku diserang dengan tepung oleh Fithri dari belakang. Perang tepung yang sangat amat tidak beradab resmi dimulai.

Aku mengejar semua anak kosan dengan tepung yang tadinya tidak begitu berhasil diserangkan padaku. Mereka semua lari menyelamatkan diri ke kamar entah-siapa-yang-pintunya-terbuka, kemudian menguncinya dari dalam. Lulu dan Tami sampai refleks masuk ke kamar Dhini. Aku yang seharusnya diserang malah balik menakuti mereka sampai tak ada seorang pun yang berani keluar ke lorong lantai 2. Konyol sekali, hahahahaha.

Pada akhirnya, setelah sama-sama capek, antara aku menyerahkan diri dan Nunung menyerangku dengan membabi buta, aku tersungkur di lorong dan diduduki Nunung. Buset, berat men! Kayak dihujani berpuluh Fahmi. Alhasil, remuk redamlah badanku malam kemarin.

Penderitaanku belum berakhir. Setelah perang selesai, aku harus membersihkan tepung yang berserakan di kamar dan sepanjang lorong. Perlu dipel berulang-kali sampai lantai benar-benar kesat. Belum lagi aku harus mandi keramas agar tepung yang menempel di sekujur tubuh hilang. Nampaknya sekali keramas belum sempurna. Sisa tepung malah jadi ketombe di rambutku, huhuhu. Pagi ini aku baru bangun jam sepuluh pagi gegara terlalu tepar dengan keributan semalam. Semoga tak ada kejutan yang mengharuskanku mandi keramas di malam hari lagi setelah ini. Amin...

Thanks anyway buat anak-anak lantai 2 Asrama Mutiah H39; Nunung, Fithri, Dhini, Febri, Vika, Tami dan Lulu (dua nama terakhir adalah penyusup, haha). You all really make my day! XOXO. 

P. S. Aku keduluan Lulu dong ya, posting tentang ulang tahunku sendiri -_-
Buat yang kepo, bisa dilihat disini postingannya. Nggak romantis sih, tapi lebih dari sekedar manis. A lot of thanks for you, Lulu! *nggak ada kiss and hug ya, kan udah dibilang tadi, jangan harap nemu sesuatu yang romantis disini :p*

Suatu Kamar di H-39

Rabu, 06 Juni 2012

Siang ini, hujan tetiba mengguyur langit Jogja. Kebetulan aku di kos sendiri, Nunung belum pulang. Daripada tak ada kerjaan, kupikir lebih baik aku berselancar di internet saja. Mumpung koneksi modem sedang bersahabat. Tumben lho ini, biasanya kalau hujan IM2 tidak mau jalan. Sebelumnya, aku sudah memotret sudut-sudut di kamarku. Aku ingin membuat sebuah postingan khusus untuk kamar kosku tercinta. Seperti biasanya, aku suka memperlakukan benda mati di sekelilingku seperti sesuatu yang punya perasaan. Karena aku belum tahu pasti tahun ajaran berikutnya masih di kamar ini atau tidak, semoga ini menjadi kado perpisahan terbaik jika nanti tiba waktunya.

Namanya Si Mungil. Dia berukuran 2 x 3 meter persegi. Dengan ukuran yang mini itu, dia punya keistimewaan tersendiri. Jendela yang menghadap ke rumpun bambu adalah kenikmatan luar biasa, membuat teriknya matahari Jogja tak lagi terasa. Siapapun yang ada di dalamnya bisa tidur siang dengan nyenyak dan merasa adem tanpa ada AC, sangat go green, kan? Letaknya yang diapit 2 kamar di sisi kanan-kiri dan atas-bawah membuat pelukan malam terasa lebih hangat dari kamar yang lain, walaupun hujan mengguyur dengan derasnya sekalipun. Oh iya, satu lagi, di dekat jendela adalah spot yang entah bagaimana bisa membuat koneksi modem menjadi lebih cepat, maka dari itu aku menempatkan meja dan kursi di sana.

Aku dan Si Mungil resmi memulai hidup bersama sejak 15 Agustus 2008, sampai detik ini berari hampir 4 tahun, waktu yang bisa dibilang cukup lama, kan? Aku tak pernah berpikir untuk meninggalkan Si Mungil, walaupun aku tahu banyak kosan lain yang lebih besar dan bagus. Aku sudah terlanjur jatuh cinta padanya, pada kesederhanaannya. Si Mungil adalah saksi bisu atas semua kelakuanku, baik atau buruk, dan dengan setia menerimaku apa adanya.

Radio National dari '91 masih bisa mengudarakan Swaragama FM dengan merdunya setiap hari :)
Hamtaro hasil kreasi waktu DKV semester 2, unyu kan? ;)
 

Di dalamnya ada sebuah tempat tidur single, 2 buah almari plastik, sebuah meja dan kursi plastik, sebuah rak buku yang tertempel permanen di dinding, sebuah cermin, serta sebuah rak kayu. Tidak semua barangku, beberapa masih ada barang mbak Puput yang belum sempat dibawa. Mungkin nanti kalau sudah 'diusir' Bapak dan Ibu Kos baru kami bersihkan semuanya. Aku juga sudah mulai mencicil untuk membawa pulang beberapa buku agar nanti tidak terlalu ribet waktu pindah ke kamar yang baru.

Si Mungil selalu welcome terhadap teman-temanku. Yang paling sering ke sini adalah Lulu. Baginya, mungkin Si Mungil juga menjadi kamar kedua. Tidak jarang dia mampir transit di sini walaupun aku sedang tidak ada di Jogja. Bahkan sekarang Lulu aku beri kunci cadangan, agar tetap bisa bertemu Si Mungil kalau aku sedang pergi. Tak hanya Lulu, teman-temanku yang lain seperti Ontin, Unin, Luki, Ocha, Dena, Ike, Mahfita, serta Tias, Eka, dan Zainul yang kuliah di luar kota pun pernah berkunjung ke Si Mungil.

Dengan Si Mungil, kami terbiasa melakukan apapun bersama, mulai dari makan, internetan, menonton film, menyetrika baju, mengerjakan tugas, menggosip, curhat, tidur, sampai begadang. Begitu betahnya aku dengan Si Mungil, sampai merasa gamang jika harus meninggalkannya tahun ajaran depan. Sewajarnya, kalau tahun ajaran baru datang, pemilik kosan akan bertanya siapa saja yang mau pindah dan siapa yang mau meneruskan sewa kamar. Aku tidak tahu akan memberikan jawaban yang mana. Aku belum bisa memutuskan sekiranya berapa lama lagi aku ada di Jogja.

Kosan ini bayarnya per tahun, dan setiap 2 tahun sekali akan naik beberapa ratus ribu. Kalau tahun depan aku masih disini, berarti aku harus membayar lebih dari tahun kemarin, karena sudah memasuki tahun kelima. Aku bingung, ini semua tergantung pada kewajibanku sebagai mahasiswa tingkat akhir. Kalau di postingan sebelumnya aku bilang judul skripsiku sudah terima, sekarang muncul prahara baru. Jurusanku akan menerapkan kebijakan baru, yaitu seminar proposal. Kemungkinan hal itu akan memperlama kelulusanku. Jadi, bagaimana tentang kosanku?

Ada beberapa pilihan, pertama, tetap di sini dengan resiko membayar untuk setahun walaupun (semoga) tidak sampai setahun menempatinya. Kedua, menumpang di kamar adik kos dengan pembayaran yang lebih ringan tetapi (mungkin) akan mengorbankan privasi dan kenyamanan, terutama kalau butuh 'me time'. Ketiga, mencari kosan baru, yang bulanan dan murah meriah tentunya, dengan keribetan pindahan dan harus beradaptasi dengan orang-orang yang baru. Huft... Ketiganya punya kelebihan dan kekurangan. Mungkin aku harus mengkonsultasikannya dengan Sang Bos Besar Mamah untuk mencari jalan keluar terbaik.

Welcome June, I wish you will really be my month!

Jumat, 01 Juni 2012

Selamat datang bulan Juni, aku berharap kau akan benar-benar menjadi bulanku!



Ya, perhitungan masehi kembali memasuki bulan baru. Seperti banyak hal baru lain yang pada umumnya disambut dengan harapan, Juni pun diinginkan membawa banyak keberkahan. Setidaknya, itu terbaca jelas di lini masa Twitter-ku pagi ini.

Juni adalah bulan yang spesial untukku. Bukan hanya karena aku lahir di bulan ini, melainkan juga banyak peristiwa penting dalam hidupku di bulan Juni. Empat tahun lalu, kelulusanku dari SMA diumumkan di bulan Juni, berikut pengumuman UM UGM sehingga aku bisa terdampar di sini. Yang lebih terasa, sepanjang hidupku menempuh pendidikan formal, ujian Catur Wulan III, ujian semester genap, ujian kenaikan kelas, ujian akhir semester, semua dilaksanakan di bulan Juni.

Mau tak mau, itu membuatku selalu berharap lebih pada bulan ini. Tak hanya berharap menjadi orang yang lebih baik setiap tanggal kelahiranku tiba, tetapi juga berharap nilaiku selamat, naik kelas, IP aman, dan  yang baru-baru ini terjadi aku berharap form 1-ku diterima. FYI, form 1 adalah istilah di jurusanku untuk pengajuan judul skripsi.

Dan taraaa...! Satu harapanku terwujud. Form 1-ku lolos dan tidak ditolak lagi seperti sebelumnya. I must say thanks so much to my God! Alhamdulillah... Selayaknya manusia normal yang tak pernah puas dengan keadaan, harapan yang menjadi kenyataan ini berujung pada rentetan harapan selanjutnya. Semoga kebaikan ini menjadi awal dari banyak kebaikan yang akan menyertainya nanti. Amin... :)


 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS