Pages

Delay 6 Jam Oleh Lion Air

Senin, 27 Agustus 2018

Delay atau penundaan penerbangan sebenarnya adalah suatu hal yang lumrah terjadi pada dunia penerbangan kalau waktunya masih masuk akal dan ga kebangetan. Aku pikir ya hitung-hitung sekalian nambah waktu istirahat apalagi kalau persiapan dan perjalanan ke bandaranya buru-buru banget. Boleh lah buat bernapas sebentar. Tapi tidak dengan yang kualami seminggu lalu, penerbangan Lion Air dari Solo ke Jakarta. Seharusnya 13.40 WIB sudah terbang ke Cengkareng, eh kami harus menunggu sampai pukul 20.00 WIB baru beneran lepas landas.

Kalau sudah ada kepastian delay sekian jam, kan lumayan ya, aku masih bisa pulang dulu, baru nanti balik lagi ke bandara. Nah ini dramanya, penumpang disuruh nunggu tanpa waktu yang dapat ditentukan. Pemberitahuan pertama waktu check in dan masukin bagasi, katanya delay sejam. Masih ok tuh, aku masih santai, setelah sholat duduk cantik pesan teh uwuh di kedai Tong Tjie favorit.

Kedai Teh Tong Tji di Bandara Adi Soemarmo Solo.
Lewat sejam, ga ada pemberitahuan lebih lanjut delay sampai jam berapa. Sekitar lewat dari jam 3 sore para penumpang disuruh masuk ke pesawat. Aku ga ingat berapa lama, karena sempat tertidur mungkin efek minum obat atau emang pelor (nempel molor), tiba-tiba penumpang lain mulai gaduh dan entah siapa yang memulai, satu per satu turun dari pesawat dan kembali ke ruang tunggu bandara. Beberapa orang terlihat tergesa dan menuju ruang customer service termasuk aku. Dengan mata yang masih mengantuk dan kesadaran yang belum penuh, aku ikut arus para penumpang yang ingin meminta kepastian penundaan tersebut sampai kapan. Perlu diperhatikan aku masih mempunyai penerbangan lanjutan dari Jakarta ke Palu yang akan boarding pada pukul 17.30 WIB.

Jika penumpang lain ada yang minta refund dan lain sebagainya, aku hanya minta kepastian bagaimana kelanjutan penerbanganku. Aku sudah berpengalaman untuk tidak minta refund karena selain uang yang kembali tidak penuh, juga biasanya tiket di hari berikutnya akan sangat mahal sekali. Jadi prinsipku kalau terkena delay adalah yang penting maskapai bertanggung jawab atas keselamatanku sampai di tujuan.

Petugas menyatakan ada penerbangan Batik Air yang bisa aku ikuti pukul 02.30 dini hari. Namun, ia tidak serta merta memesankan penerbangan tersebut karena siapa tahu aku masih bisa mengikuti penerbangan Lion pukul 18.00 WIB. Berbekal pengalaman ketidakjelasan penundaan penerbangan itu, aku kekeuh minta langsung dipindahkan ke penerbangan dini hari saja. Setidaknya aku tidak terlalu khawatir jika ketinggalan pesawat yang sesuai jadwalku sebelumnya.

Sekitar pukul 17.30 WIB kami diminta masuk ke pesawat lagi. Selang 15 menit belum ada tanda-tanda pesawat akan terbang, para penumpang lebih emosi dari yang sebelumnya. Kesempatan itu aku gunakan untuk menelpon keluargaku untuk menyusulkan handphone yang tertinggal. Kulihat banyak penumpang marah-marah di gate dan beberapa terlihat merekam peristiwa itu dengan gawai masing-masing. Banyak juga penumpang yang meredam emosi dengan menonton pertandingan Asian Games 2018. Setelah menemui kakakku, aku kembali ke waiting room dan menunaikan sholat karena adzan maghrib telah berkumandang. Saat itu aku sudah lebih santai untuk menanti lanjutan delay, jadi kuputuskan untuk kembali nongkrong di kedai Tongtji sambil menikmati bekal dari ibuku dan minum obat. Baru makan dua suap dan teh uwuh belum tersentuh, tiba-tiba panggilan masuk ke pesawat kembali diumumkan.

Dengan sigap aku kembali memasukkan bekal ke dalam tas dan meminta tolong pelayan untuk membungkus teh uwuh yang belum tersentuh. Banyak orang memenuhi gate selain yang mengantri untuk masuk ke pesawat, ternyata ada pembagian kompensasi masing-masing penumpang sebesar tiga ratus ribu rupiah. Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya ada pengumuman untuk petugas darat meninggalkan pesawat, yang langsung disambut dengan tepuk tangan para penumpang karena itu tandanya pesawat akan benar-benar terbang. Kali ini para penumpang sudah lebih bersabar, mungkin karena masing-masing sudah menerima uang kompensasi keterlambatan pesawat.

Suasana nobar Asian Games 2018 di terminal 1C Bandara Soetta (25/08)

Begitu mendarat di terminal 1A Bandara Soekarno Hatta, aku langsung menuju terminal 1C tempat dimana maskapai Batik diterbangkan. Kudengar ada penumpang yang sama-sama menuju Palu tetapi ia diberangkatkan dengan pesawat Lion Air keesokan harinya jam 7 pagi dan diberikan penginapan entah di mana aku ga dengerin lagi. Setelah sampai di waiting room terminal 1C, aku baru merasa tenang menanti penerbangan dini hari. Ternyata banyak juga penerbangan tengah malam ya, rata-rata ke Indonesia Timur seperti Ambon, Sorong, Gorontalo, Manado, dan Palu. Para penumpang yang mengisi bangku waiting room sambil menonton pertandingan Asian Games 2018, lama-kelamaan mulai berkurang dan sepi seiring dengan adanya panggilan terbang masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS