Kamis pagi (21/5), aku dan mbak Puput pulang ke Solo. Kami bermaksud menumpang kereta Prambanan Express (Pramex) yang berangkat pukul 06.55 dari Stasiun Tugu, Yogyakarta. Karena aku harus menyelesaikan cucianku yang menumpuk dan mbak Puput juga menyelesaikan piket mengepel lantai, maka kami berangkat dari kost kesiangan, sudah lebih dari jam setengah tujuh. Padahal, bus jalur 4 biasanya berhenti di depan Seven Resto, sebelaj selatan Mirota Kampus, cukup lama. Jadi, di dalam bus aku sama sekali tidak merasa tenang karena takut tertinggal oleh Pramex.
Tetapi, sesampainya di stasiun ternyata Pramex belum datang dan kami harus menunggu. Setelah sekitar 15 menit kemudian, datanglah rangkaian kereta Senja Utama. Para penumpang Pramex harus naik kereta ekonomi jurusan Jakarta-Solo tersebut karena ternyata kereta Pramex tidak datang.
Kereta itu adalah kereta terburuk yang pernah kutumpangi. Lantainya sangat kotor karena tertutup dengan banyak sekali sampah Koran, mungkin bekas orang tidur semalam. Banyak juga penumpang yang merokok di dalamnya. Selain itu, para pedagang asongan yang tak pernah berhenti menjajakan dagangannya menambah kesan negative yang kudapat dari rangkaian Senja Utama. Bayangkan saja, seorang pedagang yang sama bisa lewat sekitar 5 kali selama perjalanan Jogja-Solo! It’s really annoying!
Jika saja kereta tersebut lebih bersih dan tidak ada perokok di dalamnya, aku pasti tidak keberaatan untuk menumpanginya lagi. Aku tidak terlalu mempermasalahkan keberadaan para pengasong, karena aku paham mereka juga butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan pekerjaan mereka itu adalah pekerjaan yang halal.
Kelangkaan Pramex ini mungkin bisa dijadikan masukan kepada PT KAI agar lebih memperhatikan para penumpang. Karena Pramex termasuk sarana transportasi terlaris untuk menempuh jarak Solo-Jogja, yaitu dengan 6000 orang penumpang di hari biasa dan 8000 orang penumpang pada saat weekend, alangkah akan jauh lebih baik jika ditambah jumlah gerbongnya. Para penumpang pasti akan lebih puas dengan pelayanan PT KAI karena mobilitas mereka akan semakin lancar.
Bukankah begitu, para pramekers sejati?!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)