Pages

Selamat dari Gempa Palu (Part 3)

Jumat, 05 Oktober 2018

Hari Sabtu (29/09/2018) sebagian besar dari kami yang mengungsi di kantor telah berpindah ke mess. Di halaman mess, teman-teman membuat tenda darurat dari terpal yang dikaitkan ke ranting pohon. Aku juga sempat masuk ke dalam kamarku di mess untuk mengambil laptop, satu setel pakaian, mukena, sajadah, alat mandi, bantal, dan selimut. Aku hanya membawa peralatan yang benar-benar penting karena dikhawatirkan ada gempa susulan, sehingga setiap orang hanya diberi waktu selama lima menit di dalam bangunan. Sama seperti di kantor, orang-orang masuk ke mess dengan menggunakan helm dan bergantian dengan beberapa teman yang berjaga di luar bangunan.



Dapur mess yang porak poranda. Foto diambil 29/09/2018.
Lampu penerangan yang tumbang dan pagar kompleks yang roboh. Foto diambil 29/09/2018.
Tenda darurat dari terpal yang kami buat. Foto diambil 29/09/2018.
Lantai garasi yang menganga dan tandon air yang jatuh. Foto diambil 29/09/2018.
Gazebo di tengah kompleks yang telah roboh. Foto diambil 29/09/2018.

























Secara fisik keadaan mess lebih parah daripada kantor. Gazebo di tengah halaman dan pagar yang mengelilingi mess roboh, permukaan tanah tempat ground tank di mess terangkat, bangunan dan beberapa garasi rumah dinas retak sampai menganga, muncul lumpur di beberapa titik, serta tangga penyangga tandon air dan beberapa tiang lampu penerangan di kompleks mess patah. Namun suasana di mess lebih hidup sehingga kami lebih semangat ketika berada di sana.

Seperti sudah terbagi, ada teman-teman yang menyiapkan makanan dengan stok yang masih ada dari mess dan rumah-rumah dinas, ada juga yang melanjutkan pencarian terhadap beberapa keluarga teman-teman yang belum ada kabarnya. Aku sempat ikut rombongan yang berkunjung ke kantor lagi karena di mess tidak ada ada sinyal. Kami membeli tambahan bahan makanan dan sayuran di warung yang masih buka. Kami saling menguatkan dengan saling bertukar kabar dan diselingi becanda bersama. Kami makan dengan nasi dan lauk seadanya dengan daun pisang yang "dipincuk". Itupun pincuknya kami simpan untuk sesi makan berikutnya. Meskipun makan dengan porsi mini, namun kebersamaan memang menguatkan dan menambah kenikmatan.

Saat malam menjelang, kami bersama-sama tidur di bawah tenda karena kami tidak berani berada di bawah bangunan meskipun hanya di teras atau di garasi perumahan. Guncangan-guncangan gempa lebih terasa jika kita berada di lantai bangunan daripada duduk di atas paving blok. Semuanya teratur, ibu-ibu dan anak-anak tidur di atas kasur yang dikeluarkan dari rumah-rumah dinas, sisanya menempatkan diri masing-masing dan ada pula yang tidur di dalam mobil dengan kaca terbuka. Sempat hujan juga di tengah malam sehingga yang tidur beratapkan langit karena panjangnya terpal tidak dapat menaungi kami semua harus kembali mencari tempat yang lebih aman. 

Bersambung~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS