Dua Minggu Pertama di Kota Palu
Senin, 23 November 2015
Selasa, 27 Oktober 2015
Pekan kemarin aku sudah telepon ke AMC ini, katanya jadwal praktik RSGM nya dari Hari Senin sampai Sabtu, dari pukul 8.00 pagi sampai 8.00 malam untuk pendaftaran pasien. Kami sampai di sana sekitar pukul 7 malam. Setelah mengisi blanko pendaftaran, kami disuruh menunggu panggilan di ruang tunggu. Setelah sekitar setengah jam, namaku baru dipanggil.
Di ruangan praktik, sudah ada Pak drg. Edwin dan asistennya. Prosesnya memang ga selembut yang dilakukan oleh dokter yang di RSGM UGM dulu, tapi lebih cepat rasanya. Setelah scaling yang berdarah-darah itu, gigi juga dibersihkan dengan pasta gigi. Temanku bahkan diberi cairan penghilang noda teh pada giginya. Kalau di RSGM dulu, cuma scaling doang terus pulang.
Untuk biayanya, administrasi pendaftaran 10 ribu, dan biaya scaling bermacam-macam tergantung tingkatannya. Untuk tingkat ringan sekitar 120 ribu, sedang 155 ribu, dan berat 180 ribu. Kalau di RSGM UGM tahun 2013 dulu 70 ribu, sekarang mungkin sudah naik juga entah berapa.
Oleh dokter giginya, kami disarankan untuk scaling secara rutin enam bulan sekali dan sikat gigi setelah makan. Tapi kan ribet ya kalau tiap habis makan harus bawa sikat dan pasta gigi kemana-mana, hihihi.
Selasa, 20 Oktober 2015
Jumat, 17 Juli 2015
Nemu quote yang cukup menggelitik dari laman Facebook seorang penulis buku. Quote yang pasti ingin direpath dan dishare oleh semua jomblowan dan jomblowati di seantero negeri.
Karena pertanyaan kapan lulus, kapan kerja, kapan kawin, kapan punya anak, dst sudah sangat terstruktur dan massive ditanyakan pada seseorang mulai di akhir masa kuliahnya.
Mungkin itu adalah wujud perhatian dan kasih sayang orang-orang sekitar, namun tak semua orang dapat menjawabnya dengan lancar dan suka cita. Karena jalan hidup orang berbeda-beda dan mungkin tak semua orang beruntung bisa melewati semua fase tersebut dengan lancar jaya.
Termasuk aku salah satunya. Lulus lama, dan sempat merasakan tidak enaknya dibandingkan dengan saudara yang sebaya.
Alhamdulillah fase tidak enak ditanya kapan lulus sudah terlewati.
Kemudian lanjut dengan pertanyaan kapan dapat kerja dan alhamdulillah sudah pula dapat dijawab dengan baik.
Tinggal pertanyaan yang ketiga, kapan nikah. Pertanyaan paling menyebalkan untuk saat ini. Orang-orang dengan mudahnya bilang, “kan sudah dapat kerjaan mapan, tunggu apa lagi? Toh pasti banyak yang mau sama kamu dengan reputasi seperti itu.
Ingin rasanya melempar sesuatu kepada mereka yang seenak jidat berkomentar seperti itu. Dikira begitu dapat kerja langsung bebas beban begitu saja? Tambah tanggung jawab dan harus beradaptasi, pun mempelajari bidang baru dari awal lagi.
Dikira nyari jodoh tinggal tunjuk? Menentukan pilihan hati untuk teman hidup sampai mati tidak semudah meraih segala gelar akademis yang pernah dimiliki. Perlu kesesuaian hati dan jiwa, kenyamanan dan campur tangan dari Yang Maha Kuasa. Untuk yang terakhir aku sangat yakin Dia telah menyiapkan jodoh terbaik untuk kudampingi. Tugasku adalah mempersiapkan diri untuk dijemput oleh jodoh terbaik yang telah ditentukan Ilahi robbi. Semoga tak lama lagi.
Kamis, 16 Juli 2015
Assalamu'alaikum wr wb.
Mahargya tumekaning Idul Fitri 2015 (1 Syawal 1436 H) kang aruming wus sumrambah agawe trenyuhing ati nglingsirake wulan suci Romadhon wulan kang kebak ampunan sarto barokahing Gusti Allah swt.
Ngancik paripurnaning ibadah shaum, mila mboten lirwo tumrap agama, dalem Fatikhah Astri Amin sakaluarga kanthi weninging ati nyuwun dateng sadaya rencang kersoa paring agunging samodra pangaksami awit sadayanipun kaluputan rembug lan trapsilaning tumindak ingkang kirang temoto.
Mugi² wonten wekdal iki kito rinengga nurani kang wus resik ikhlas tumusing batin samyo legawa asung pangapura dateng sadaya.
Insya Allah kito sadaya saklawasipun tansah pinayungan Barokah, Rahmat, Hidayah sarto Inayah saking Gusti Kang Akaryo Jagad, Allah swt.
Aamiin, aamiin, aamiin YRA.
Wassalamualaikum wr wb.
Selasa, 07 April 2015
Sudah menginjak bulan ketiga perjalanan karirku di tempat yang baru. Aku belajar banyak mengenai dunia orang dewasa. Pelajaran hidup yang membuatku mau tak mau sedikit demi sedikit mengubah sikap sebagai bentuk penyesuaian. Tentunya tak lupa tuk selalu mengucap syukur dan menikmati setiap detik kebersamaan dengan keluarga baru yang secepatnya akan terpisah juga.
Namun aku merasakan sesuatu yang membuatku termangu. Ada satu atau mungkin lebih bagian dari diriku yang tertutup oleh rutinitas baru.
Ya, aku rindu laptopku, dan kebiasaanku menulis. Mungkin saja aku bisa beralasan aku tak lagi menulis karena belum ada laptop baru. Namun, bukan itu yang aku mau. Toh sekarang aku punya smartphone yang bisa kugunakan 24 jam. Malah lebih praktis daripada laptop tua yang harus nyolok aliran listriknya.
Aku merasa benar-benar rindu menulis. Menuliskan entah apapun yang ada di pikiranku. Menulis saat aku punya ide-ide baru. Menulis saat aku memikirkan jalan keluar untuk masalah-masalah yang menghampiri hidupku. Menulis untuk membersihkan otak saat tak ada seorang pun yang memahami jalan pikiranku. Menulis untuk menikmati kesyahduan malam-malam begadangku.
Menulis adalah mood booster untukku. Bagiku menulis bisa mengungkap sisi lain dalam diriku. Menulis bisa membuatku merasa lebih manusia. Lebih hidup dengan rasa.
This Is (Not) The End of My Soleha
Suatu sore sepulang dari kantor, aku diantar mbak Lupi ke Harrisma, sebuah pusat penjualan dan service gadget yang direkomendasikan temanku. Benar saja, pegawainya bilang hard disk Soleha rusak. Datanya tidak dapat diselamatkan. Well, aku sudah cukup paham bahwa ini adalah akhir dari kebersamaanku dengan Soleha. Namun pegawai Harrisma merekomendasikan sebuah tempat service hard disk bernama Track Nol di Jalan Kaliurang KM 7,3. Konon di sana bisa memperbaiki segala macam kerusakan hard disk, termasuk yang datanya hilang.
Kemudian naiklah kami ke Jakal atas dan sampailah di Track Nol tepat pada saat adzan maghrib. Setelah aku menjelaskan keadaan Soleha, bapak yang di Track Nol bilang bahwa harga untuk menyelamatkan data-data yang ada di dalam hard disk Soleha sebesar 700 ribu rupiah. Dan itu harus dilakukan sebelum waktu satu bulan karena hard disk bisa saja berjamur.
My God, itu pukulan yang sangat berat. Di satu sisi aku sangat ingin menyelamatkan Soleha beserta jutaan kepingan di dalamnya, namun di sisi lain aku merasa lebih worth it kalau sekalian membeli laptop baru yang lebih ringan dan dapat menunjang karirku nantinya.
And here i am! Aku memutuskan move on dari Soleha dan menabung demi sebuah laptop yang baru, jika masih ada uang sisa baru aku mau beli hard disk baru untuknya agar bisa bermanfaat lagi. Doakan aku ya teman-teman, agar bisa gemi setiti tur ngati-ati sama gaji, sampai akhirnya laptop impian yang baru bisa terbeli. Amin.
Rabu, 18 Februari 2015
Pagi guys...! Ini ceritanya anak magang kurang kerjaan, iseng jalan-jalan curhat cantik ke klinik kantor. Dan hasilnya adalah vonis kalau si bronchitis penyakit lamaku ternyata udah kambuh dari lama. Oh no! Padahal aku ngerasa sehat-sehat aja dan pede banget minum es dan kemana-mana tanpa masker.
Jadilah aku diberi obat pengencer dahak dan penghilang pilek sebelum tidur. Dan disuruh bawa hasil photo thorax terbaru December lalu. Kata ibu dokternya, kalau alatnya udah datang nanti bisa difisioterapi buat ngeluarin dahaknya. Belom pernah cobain sih yang kayak gitu, jadi penasaran hehehe.
Ya semoga obat yang dikasih manjur semua ya, biar aku bisa hidup sehat tanpa bayangan segambreng obat lagi. Ga enak tau jadi pecandu obat walaupun jenisnya ga terlarang.
Makanya teman-teman yang sehat disyukuri kesehatannya, dijaga biar ga gampang sakit. Sakit itu ga enak. Sekian dan terima rapelan.
Selasa, 17 Februari 2015
Rabu, 11 Februari 2015
Senin, 09 Februari 2015
Bakmi godog |