Pages

Refleksi Setahun Disini

Selasa, 08 November 2016

Tepat setahun lalu pertama kalinya aku melangkahkan kaki di bumi tadulako ini. Diantar keluarga besar sampai Bandara Juanda Surabaya, berangkat bersama Nikko yang dilepas oleh keluarga dan pacarnya. Dua jam penerbangan terasa tak lama. Dijemput oleh Mbak Anggit, Mbak Itty dan Oled. Diajak ke kantor di hari Minggu untuk bertemu Kasubag SDM, Pak Andriyono yang saat itu sedang lembur. Dilanjutkan jalan-jalan ke Anjungan Nusantara di Talise dan Masjid Apung. Berakhir dengan menonton film James Bond; Spectre, di XXI Palu Grand Mall.

Setahun ini aku merasakan banyak perubahan dalam kehidupan bahkan mungkin kepribadian. Banyak tempat baru yang telah ku kunjungi, pun dengan pengalaman yang menyertainya. Pengalaman terpenting yang kupelajari disini adalah belajar beradaptasi. Entah saking jauhnya terhempas dari zona nyaman atau karena faktor lain, aku pernah bermalam beberapa hari di rumah sakit dengan diagnosa psikosomatis. Saat ditanya oleh psikiater pun, aku merasa tak tahu juga mengapa bisa seperti itu. Aku tak merasa memikirkan apapun secara berlebihan. Namun nampaknya anxiety memang menguasaiku saat itu.

Pulang dari rumah sakit, aku masih sering merasa pusing. Seperti ada beban berat yang kupikirkan namun aku tak tahu bagaimana mengurainya. Aku tahu pikiranku kacau, tetapi aku tak paham bagaimana mengeluarkannya. Akibatnya aku menjadi lebih diam dari biasanya. Mungkin pula lebih cuek kepada sekitar, karena pikiranku terfokus untuk keluar dari jeratan kecemasan itu. Di dalam hati, aku bertekad untuk menyembuhkan diri. Menguatkan mental dan pikiranku kembali.

Beruntung, tepat di saat aku merasa tak sanggup lagi, Allah memberiku kesempatan pulang. Walau hanya sebentar dan dalam rangka menunaikan tugas di ibukota, aku menyempatkan pulang. Sebelum sampai rumah, aku bertekad menemui psikolog. Aku tak mau ke psikiater karena tak ingin diberi obat-obatan dan menjadi ketergantungan. Aku bertekad aku harus dalam keadaan lebih baik saat berjumpa dengan keluarga.

Sengaja kuambil penerbangan paling pagi ke Yogyakarta, langsung menuju kampus tercinta. Sayang, Unit Konsultasi Psikologi tak memungkinkan menerima klien dadakan. Beruntung mereka memberikan alternatif ke sebuah klinik psikolog yang bisa menerimaku hari itu juga. Sekitar dua jam kuhabiskan bersama psikolog yang alhamdulillah sangat menenangkan, dan membuatku merasa jauh lebih baik. Aku siap pulang bertemu keluargaku dengan perasaan bahagia dan kembali ke perantauan dengan pikiran yang lebih tertata.

Sampai saat ini aku masih berusaha melepaskan sisa-sisa kecemasan itu. Belajar mengendalikan pikiran dan menjaga kesehatan. Dulu aku masih selalu ingin pulang, dan segalanya masih kubandingkan. Perlahan aku sadar, hidupku sekarang di sini, dan untuk beberapa tahun ke depan memang di sinilah tempatku berdiri. Aku harus menjalani dan menikmati kehidupanku yang sekarang sedang berlangsung disini, bukan membandingkan dengan segala kenyamanan di masa lalu atau mengandaikan masa depan tanpa mengusahakan kebaikan untuk mencapainya.

Terima kasih Tuhan, telah memberikan pelajaran berharga ke dalam kehidupanku ini, dan mengirimkan teman-teman yang tulus dan baik hati. Terima kasih untuk banyak nasehat dan bantuan yang selalu ada. Semoga ke depannya aku lebih kuat dan dewasa untuk menjalani kehidupan, pun bermanfaat bagi sesama. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS