Sengaja memilih judul yang sama dengan judul lagu band indie Dialog Dini Hari. Kali ini memang aku ingin sedikit bercerita tentang rumahku. Menyadari tinggal hitungan puluhan jam kesempatanku di rumah, membuatku
lebih melankolis dari hari-hari sebelumnya. Sebenarnya tak banyak kegiatan
istimewa yang kulakukan selama di rumah. Kalau sedang tidak ada janji untuk
bertemu teman-teman lamaku, aku akan melakukan tugas rumah seperti yang biasa
kulakukan sedari dulu. Bangun tidur kalau tidak tidur lagi, biasanya aku akan
ikut ibuku ke pasar atau membeli sarapan di penjual makanan pagi. Kalau sedang
tak memiliki bahan makanan, ibuku akan lebih memilih membeli beberapa nasi
bungkus sekaligus berbelanja sayur-mayur. Nasi bungkus dengan lauk urap dan
oseng, ditambah beberapa tempe goreng, sudah cukup untuk amunisi di pagi hari. Khusus
untukku dan adik bungsuku, biasanya ibuku akan membungkuskan dua porsi bubur
dengan lauk telur ayam opor yang terpisah.
Selesai sarapan, ibuku akan sibuk
di dapur sementara aku di kamar mandi. Mandi sekaligus mencuci adalah salah
satu tugas wajib tak tertulis yang harus kukerjakan. Di sela-sela itu, ibu bisa memberi tugas
tambahan seperti mencuci piring dan menyapu lantai. Kalau menyapu lantai
biasanya aku melakukannya sesuka hatiku, setiap aku merasa lantai terlalu ngeres.
Menjelang siang biasanya ibuku berangkat bekerja, tinggalkan aku di rumah
bersama adik bungsu dan keponakan-keponakanku kalau kebetulan sedang dititipkan
di rumahku. Mengasuh tiga anak lelaki berumur lima, tujuh dan sembilan tahun
yang tingkahnya minta ampun membuatku harus belajar sabar namun tetap tegas. Membiarkan
mereka bermain asalkan tidak berbahaya dan tetap mengingatkan kapan harus sholat
dan makan siang. Biasanya, mereka minta disuapi bersama tiga anak sekaligus
jadi tetap bisa bermain dan tetap kenyang.
Jika beruntung, beberapa atau
bahkan semua dari ketiganya akan tidur siang. Saat momen melegakan itu terjadi,
biasanya aku bisa me time, sekadar browsing dan chatting atau menulis blog
seperti ini, hihihi. Tuhan, terima kasih untuk kesempatan berlebaran bersama
mereka. Terima kasih telah melahirkan aku di tengah keluarga ini, yang walaupun
sangat biasa, namun selalu bersama dan saling percaya. Mohon jagalah mereka
selagi aku kembali merantau nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)