Alhamdulillah wa syukurillah akhirnya aku bisa terbebas dari
yang namanya skripsyong odong-odong. Sumpe, yang namanya skripsi itu ngebebanin
banget. Mau di-skip ga bisa, di-delete juga ga bisa. Skripsi itu ibarat tiket
yang mutlak harus ada buat masuk ke level kehidupan selanjutnya. Aku pribadi
sih gak bisa ngelamar kerja sebelum skripsi selesai. Soalnya kalau pun mau
kerja dulu, juga suatu saat pasti harus menyelesaikan satu syarat itu kan? Jadi
mending sekalian dikerjain sekarang aja. Mumpung waktunya juga belum
telat-telat amat.
And here we go!
Aku baru memikirkan skripsi setelah KKN selesai, sekitar
setelah lebaran 2011. Waktu itu aku masih ngulang 1 mata kuliah dasar sambil
nyari ide skripsi. Di akhir semester setelah UAS, aku mengumpulkan proposal
skripsi. Sistem di jurusanku mengharuskan mahasiswa ngumpulin proposal dulu.
Minimal kalau udah ada 10 biji, baru bisa deh dibahas di rapat jurusan. Setelah
itu baru deh keluar pengumuman siapa yang judul skripsinya diterima dan siapa saja
yang ditolak.
Saat itu adalah masa-masa penantian yang panjang dan
menggalaukan. Bayangin aja, aku ngumpulin dari Desember 2011 sampai bulan Maret
2012 baru ada pengumuman. Mana waktu itu saking dag dig dugnya aku gak
kepikiran buat manfaatin waktu dengan magang atau apa gitu. Takutnya
sewaktu-waktu judul diterima dan pengennya segera tancap gas ngerjain sampai
selesai. Benar-benar tekad yang bulat mahasiswa tingkat akhir. Tapi sayang,
bego banget buat ga manfaatin kesempatan yang ada *mengutuk diri sendiri*.
Tapi… gak cuma aku yang ditolak judulnya waktu itu. Ada
segerbong teman seperjuangan yang mengalami nasib serupa. Beberapa dari mereka
lebih gigih untuk segera bangkit dan sisanya butuh waktu yang lebih banyak,
seperti aku. Buat yang rajin, bulan April sudah ada rapat jurusan lagi buat
ngelolosin judul-judul yang sempat tertunda acc-nya. Karena penolakan judulku
terlalu fatal, masa dibilang “cuma kayak tugas akhirnya anak D3”, pedih banget,
huhuhu.. Aku baru bisa masukin lagi bulan Mei, tepatnya tanggal 25.
Alhamdulillah wa syukurillah banget ini, pokoknya aku harus pertahanin
judul yang udah ditangan ini sampai titik darah penghabisan, MERDEKA! Pertama
kali aku ambil obyek penelitian itu sebuah BUMN di bidang telekomunikasi. Karena
aku pikir kantor pusatnya di Bandung, jadi kalau aku butuh ambil data aku bisa
nebeng di kosan Teh Puput. Bandung bagiku lebih familiar dan tidak
semenyeramkan ibu kota kalau harus sendirian.
Kenyataannya apa saudara-saudara? Penelitian tanpa koneksi
itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Berbekal proposal yang telah aku
kirim seselesainya bab 1 ku, aku hanya bisa lagi-lagi temangu menunggu membuang waktu. Aku nggak tahu harus
menghubungi nomer telepon yang mana karena sakin banyaknya nomer telepon
perusahaan tersebut yang beredar di internet. Sampai aku menemukan titik
terang, ada satu nomer telepon yang memberiku sedikit kejelasan. Intinya kalau
penelitian atau magang biasanya mahasiswa datang langsung ke kantor pusat yang
di dekat Gedung Sate itu.
Dengan bekal tabungan yang ada, berangkatlah aku seorang diri ke Kota Kembang. Di senja itu aku disambut oleh hujan dan seperti biasa dijemput Teh Puput di stasiun. Ah, betapa rindunya aku sama kota yang satu itu…
To be continue~ (biar kayak sinetron gitu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)