Pages

Fatikong & Skripsyong (Part 1)

Kamis, 28 November 2013


Alhamdulillah wa syukurillah akhirnya aku bisa terbebas dari yang namanya skripsyong odong-odong. Sumpe, yang namanya skripsi itu ngebebanin banget. Mau di-skip ga bisa, di-delete juga ga bisa. Skripsi itu ibarat tiket yang mutlak harus ada buat masuk ke level kehidupan selanjutnya. Aku pribadi sih gak bisa ngelamar kerja sebelum skripsi selesai. Soalnya kalau pun mau kerja dulu, juga suatu saat pasti harus menyelesaikan satu syarat itu kan? Jadi mending sekalian dikerjain sekarang aja. Mumpung waktunya juga belum telat-telat amat.

And here we go!

Aku baru memikirkan skripsi setelah KKN selesai, sekitar setelah lebaran 2011. Waktu itu aku masih ngulang 1 mata kuliah dasar sambil nyari ide skripsi. Di akhir semester setelah UAS, aku mengumpulkan proposal skripsi. Sistem di jurusanku mengharuskan mahasiswa ngumpulin proposal dulu. Minimal kalau udah ada 10 biji, baru bisa deh dibahas di rapat jurusan. Setelah itu baru deh keluar pengumuman siapa yang judul skripsinya diterima dan siapa saja yang ditolak.

Saat itu adalah masa-masa penantian yang panjang dan menggalaukan. Bayangin aja, aku ngumpulin dari Desember 2011 sampai bulan Maret 2012 baru ada pengumuman. Mana waktu itu saking dag dig dugnya aku gak kepikiran buat manfaatin waktu dengan magang atau apa gitu. Takutnya sewaktu-waktu judul diterima dan pengennya segera tancap gas ngerjain sampai selesai. Benar-benar tekad yang bulat mahasiswa tingkat akhir. Tapi sayang, bego banget buat ga manfaatin kesempatan yang ada *mengutuk diri sendiri*.

Tapi… gak cuma aku yang ditolak judulnya waktu itu. Ada segerbong teman seperjuangan yang mengalami nasib serupa. Beberapa dari mereka lebih gigih untuk segera bangkit dan sisanya butuh waktu yang lebih banyak, seperti aku. Buat yang rajin, bulan April sudah ada rapat jurusan lagi buat ngelolosin judul-judul yang sempat tertunda acc-nya. Karena penolakan judulku terlalu fatal, masa dibilang “cuma kayak tugas akhirnya anak D3”, pedih banget, huhuhu.. Aku baru bisa masukin lagi bulan Mei, tepatnya tanggal 25. 

Alhamdulillah wa syukurillah banget ini, pokoknya aku harus pertahanin judul yang udah ditangan ini sampai titik darah penghabisan, MERDEKA! Pertama kali aku ambil obyek penelitian itu sebuah BUMN di bidang telekomunikasi. Karena aku pikir kantor pusatnya di Bandung, jadi kalau aku butuh ambil data aku bisa nebeng di kosan Teh Puput. Bandung bagiku lebih familiar dan tidak semenyeramkan ibu kota kalau harus sendirian.

Kenyataannya apa saudara-saudara? Penelitian tanpa koneksi itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Berbekal proposal yang telah aku kirim seselesainya bab 1 ku, aku hanya bisa lagi-lagi temangu  menunggu membuang waktu. Aku nggak tahu harus menghubungi nomer telepon yang mana karena sakin banyaknya nomer telepon perusahaan tersebut yang beredar di internet. Sampai aku menemukan titik terang, ada satu nomer telepon yang memberiku sedikit kejelasan. Intinya kalau penelitian atau magang biasanya mahasiswa datang langsung ke kantor pusat yang di dekat Gedung Sate itu.

Dengan bekal tabungan yang ada, berangkatlah aku seorang diri ke Kota Kembang. Di senja itu aku disambut oleh hujan dan seperti biasa dijemput Teh Puput di stasiun. Ah, betapa rindunya aku sama kota yang satu itu…

To be continue~ (biar kayak sinetron gitu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS