Selamat Malam Jumat Kliwon!
Tenang, sodara-sodara! Tak usah takut, gundah, apalagi gelisah, saya gak hobi nulis cerita horor kok. Kalau kemarin saya sudah cerita tentang
teman-teman sejurusan yang saja kepoin postingannya di #31HariMenulis, sekarang
saya mau cerita tentang teman-teman saya yang lain.
Keluarga Mutiah H-39 adalah
sebutan buat teman-teman tersayang di kosan terpencil dekat rumpun bambu ini.
Mereka adalah mbak Puput, mbak Ifa, Nunung, dan Firdha. Dulu ada mbak Wening,
mbak Fifi, Mbak Neneng, mbak Anis, mbak Ida, Tami, mbak Fatma, Era dan Nce. Tapi mereka
udah hijrah kemana-mana menapaki jalan hidup masing-masing. Jadi, kita bahas
beberapa aja ya…!
Firdha, aku, mbak Puput dan Nunung waktu dine in sensasi delight PH di Malioboro Mall ƪ(˘ڡ˘)ʃ |
- Mbak Puput.
Ini dia baby sitter-ku selama hampir 4 tahun aku di sini. Dia jurusan HI
’07, jadi kita sering ke kampus bareng. Aku sering bilang dia salah jurusan.
Seharusnya dia kuliah di keperawatan aja, soalnya dia selalu “ngemong”
(merawat) orang lain kayak induk burung ke anak-anaknya. Dia udah kayak kakakku
sendiri, kita berbagi apa aja, mulai dari suka duka, makan minum, tempat tidur,
kecuali pacar lho ya. Ga mungkin kan pacar dia yang cuma seorang dibagi buat
berdua, haha. Mbak Puput ini punya kembaran yang kuliah di ITB. Kalau kita
bertiga lagi bareng bisa disangka kembar tiga. Entah kenapa dan dari mana asalnya,
aku dan mbak Puput sering dibilang kembar, padahal dia kan udah punya kembaran
asli. Ga jarang orang-orang pada kebalik manggil nama kami. Suatu ketika saat
aku wifian sendiri di perpus, ada anak HI yang berhenti dan manggil aku, “mbak
Puput”. Aku Cuma senyum dan bilang “bukan…”. Si anak HI malu banget deh karena
salah orang, hihihi.
- Mbak Ifa.
Mbak Ifa ini penghuni lantai 1. Teman
SMA-nya mbak Puput, jadi aku keikut deket karena kita sering cerita bareng sampe malem. Dia baru aja meraih gelar Sarjana
Psikologi untuk kado ulang tahunnya yang ke-23 kemarin. Walaupun kuliah di
Psikologi, tapi dia cuek bebek dan gak peka, gak ada tampang kepedulian seorang
psikolog deh, haha. Kesukaannya K-Pop. Sebagian besar hard disk netbooknya
berisi lagu, video, drama, dan tentu saja film-film Korea. Sssttt… Sedikit
bocoran ya, mbak Ifa ini masih single lho. Jadi buat para ikhwan yang mau cari
jodoh, mungkin bisa pedekate sama dia. Syaratnya cuma 1, bertampang mirip para
personel Suju atau actor Korea lainnya, hahahaha. Eh, tapi aku curiga lho,
mungkin mbak Ifa ini belum ketemu jodohnya karena saking tebelnya kacamata yang
dia pake, minus 7 gitu matanya. Gilak! Kaga keliatan apa-apa kayaknya kalau
tanpa kacamata. Saranku, dia kerja terus nabung buat operasi lasik deh, biar
ketemu jodoh. Kasian juga anaknya nanti kalau emaknya minus sebanyak itu.
- Nunung.
Nunung adalah penghuni kamar di
sebelahku. Bentuknya kecil gempal tapi enerjik. Dia kuliah di Jurusan Sastra
Nusantara FIB UGM. Hobinya guling-guling sambil telponan sama pacarnya yang ada
di Semarang. Kita baru deket satu sama lain setelah ditinggal para “sesepuh”
kosan dan baru sadar bahwa tinggal kami berdua yang harus bertahan hidup
bersama. Kalau udah terinspirasi sama 1 hal, dia bakal maksa orang lain buat
mendukung. Contohnya kemarin dia tiba-tiba pengen jualan pulsa, dia langsung
gerak cepat minta tolong didaftarin buat deposit ama pacarnya, terus maksa aku
dan Firdha buat beli pulsa dan segera membayarnya. Tapi suka anget-anget tai
ayam sih. Kalau idenya ga keburu dilaksanain, bakal nguap gitu di udara.
- Firdha.
Firdha ini adik angkatan ’09 yang
kuliah di D3 Akuntansi UGM. Dia udah wisuda bulan Februari, terus nikah tanggal
24 Maret kemarin. Kagak sopan banget kan ya ngelangkahin kakak-kakaknya gitu? Tapi Firdha ini udah aku anggep kayak adek
sendiri. Aku ga keberatan kalau dia minjem ini itu, padahal kalau sama adek
kandungku sendiri belum tentu aku sepemurah itu, haha. Dia pernah beberapa kali
nginep di rumahku, jadi kenal deket juga sama keluargaku. Anaknya kecil tinggi
gitu. Jadi kalau dia jalan sama Nunung jadi keliatan kayak angka 10, hahaha. Tapi aku salut sama keberaniannya buat
nikah muda. Apapun yang akan menghadang di depan jalan panjangmu nanti, pasti
akan ada kebahagiaan di akhirnya, nak! Selamat mengarungi bahtera rumah tangga,
be strong ya!
Ya, mereka adalah teman-teman seperjuangan di
perantauan. Kami pernah makan enak bareng, tidur bareng, gak punya uang bareng,
kelaparan bareng, pokoknya segala kebersamaan a la anak kost. Mereka yang telah mengajariku belajar tentang kehidupan. Terima kasih teman-teman, aku sayang kalian semua! Aku nggak tahu
nanti kalau kita sudah dewasa dan punya kehidupan masing-masing, apa masih bisa
ketemu dan nggosip bareng lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentator tolong tinggalin nama ya..! Makasih :)