Tadi
waktu perjalanan pulang dari makan di tempat Mbah Salamun, tetiba aku punya ide
buat nulis tentang diri sendiri. Basically, i am a kind of the selfish
person, who loved to talk to others about my life and my self, whatever i feel
and i think. Narsis gak harus lewat foto doang kan ya, hohoho.
Jadi,
boleh yaaa aku sedikit curcol tentang... berat badan. Badanku terdiri
dari tinggi yang lebih dari satu setengah meter tapi tepatnya entah berapa,
nggak pernah ngukur dan inget, dipadu dengan berat sekitar 40 kilogram. Kenapa aku bilang sekitar? Karena
bisa turun jadi 39 kg dan naiknya tak pernah melebihi angka 44.
No,
no, no...! Tolong jangan salah paham dulu.
Aku bukannya mau pamer dengan berat badan sekecil ini, melainkan mau sharing
tentang pengalaman hidupku dengan this so tiny body, versi nggak banget
ya tapinya...
Dengan
badan kecil ini, aku pernah dikatain sama seorang teman, dan dia COWOK, buat
makan banyak dan nggedein badan. Katanya, salah satu penyebab aku kelamaan
jomblo adalah karena badanku terlalu kerempeng dan "tidak
menarik". Parah banget ya? Entah yang parah temanku yang tega bilang gitu
secara blak-blakan atau akunya yang memang dari sononya nggak pernah bisa
gede.
Padahal,
dilihat dari kemampuan memasukkan makanan ke dalam perut, aku tuh "bentuk lady
porsi kuli" banget. Aku
sampai bikin istilah "cacing naga" saking gampangnya merasa lapar dan
susahnya merasa kenyang. Aku pikir makanan yang masuk ke perutku dimakan oleh
entah berapa koloni cacing naga yang buas sehingga berat badanku tak pernah
berhasil naik secara signifikan. Bahkan, beberapa teman lain berpikir aku
cacingan dan menyarankanku buat minum obat cacing. Tetapi perutku tidak
membuncit dan harga obat cacing rasa buah yang enak sekarang mahal, bisa sampai
12 ribu rupiah per botol sekali minum. Kalau dipikir, dengan uang segitu aku
bisa makan kenyang berkali-kali kalau beli makanan di warung Bu Hasyim atau
Mbak Wik dekat kosan, jadi aku belum mencoba saran yang ini. Oh iya, fenomena
cacing naga menjadi salah satu point penting kenapa banyak teman sering
memintaku menemani mereka makan. Karena aku nggak pernah kenyang. Kalaupun aku
sudah makan, kalau diajak makan pasti juga cemil-cemil lagi.
Aku
juga sering dipanggil "Dek" dan dikira masih pelajar SMP atau SMA.
Ah, senangnya masih kelihatan imut, hihihi. Tapi aku tak jarang pula jadi bahan
tertawaan dan keibaan orang-orang kalau lewat pintu kaca. Ya, tau kan pintu
kaca tebal yang kayak di bekas World Bank di Perpustakaan Fisipol, atau yang
lebih umum, pintu kaca di ATM, yang bisa menutup otomatis itu. Nah, buat
makhluk seunyu (baca: sekecil) aku, pintu kayak gitu susah buat dilewatin.
Butuh perjuangan ekstra buat berhasil melewatinya karena lebih sering aku
kejepit pintu dan aku yang "didorong" bukan "mendorong"
pintu. Tadi sore bahkan aku sekali lagi diketawain Lulu dan Bapak Tukang Parkir
di depan ATM hampir menghampiriku. Mungkin sangat jelas terlihat betapa
susahnya perjuanganku melewatinya. Kalian boleh ketawa kok baca ini, aku
rela... *menatap nanar ke lantai*
foto diambil dari blog orang |
Hmmm...
Apalagi ya bullying yang pernah kuterima karena kemungilan ini? Oh ya, waktu
mboncengin aku pakai motor, Isal, adekku, pernah bilang kalau rasanya dia kayak
naik motor sendirian, nggak berasa ketambahan beban sama sekali. Teman lesku
zaman SMP - SMA, Intan Saraswati, kalau aku mau nebeng pulang pasti nunggu agak
lama baru ngejalanin motornya sembari nanya, "Udah naik to, Tik? Aku kira
belum". What the...
Waktu
KKN, aku juga sering jadi bahan sirikan teman-teman, terutama para cewek,
karena jam berapapun aku makan berat a.k.a nasi, berat badanku tak pernah naik.
Pas itu, waktu maghrib aku ikut buka bersama di Dusun Nerang, Sub Unit-ku. Jam 9 malam aku makan nasi sop
dan ayam goreng jatah dari Mbak Anik, tempat katering kami. Terakhir, jam 12
malam aku makan nasi sop dan ayam goreng lagi karena masih ada sisa lauk,
sayang kan ya kalau mubazir, hahaha.
Jadi
ya gitu deh, selalu ada positif negatif dari sesuatu. Aku yang kecil susah
naikin berat badan walau sudah makan porsi besar. Sedangkan teman-temanku makan
sedikit saja berat badannya langsung naik beberapa kilogram. Mungkin mereka iri
sama aku yang bisa makan sebanyak apapun tanpa harus takut kelebihan berat
badan. Sedangkan aku malah sebaliknya, sering bertanya-tanya bagaimana cara
yang ampuh buat naikin berat badan. Gak usah dimasukin ke hati ya teman-teman,
berapapun berat badan kita, yang penting sehat wal afiat kan? ;-)
***
Selesainya nulis postingan ini, eh, udah laper lagi aja, hahaha.